Pages

Wednesday, October 28, 2009

Sumpah Pemuda Bagi Generasi Muda: Sebuah Tantangan


Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

Sumpah Pemuda yang kita peringati setiap tanggal 28 Oktober mempunyai arti penting bagi bangsa Indonesia. Dimana dengan dipersatukannya kita oleh Tanah Air, Bangsa dan Bahasa maka sudah sepantasanya kita berbangga akan identitas yang kita miliki.
Tapi di jaman sekarang apa sih makna Sumpah Pemuda???

Kenyataan di jaman sekarang yang terjadi adalah mulai memudarnya nilai-nilai Sumpah Pemuda bagi rakyat Indonesia dan para generasi muda khususnya...

Kita sudah mulai melupakan rasa cinta kita terhadap Tanah Air kita. Meskipun berbagai cobaan sedang menghadang kita seperti masalah ekonomi, teroris, bencana, keamanan, masalah politik, dan lain-lain, seharusnya itu menjadi pelecut semangat bagi para generasi muda untuk lebih mencintai negaranya. Dukungan rakyat terhadap negaranya merupakan faktor utama bangkitnya sebuah negara.

Memudarnya nilai cinta tanah air juga disebabkan pengaruh budaya asing yang masuk ke Indoensia. Dengan alasan keterbukaan informasi, kita seakan-akan terlena akan masuknya budaya asing yang dapat mendegradasikan moral generasi muda kita. Generasi muda sebaiknya bisa menempatkan budaya mana yang pantas dan sesuai dengan budaya Indonesia dan pemerintah harus cermat menyaring dan melakukan pengawasan akan budaya asing yang masuk ke Indonesia. Pengawasan yang ketat dan tegas oleh pemerintah terhadap penyalahgunaan budaya asing dan kesadaran diri para generasi muda dapat mengurangi pelanggaran norma-norma yang dilakukan oleh bangsa Indonesia.

Rasa cita tanah air juga dapat diwujudkan dengan mencintai kebudayaan sendiri dan berusaha melestarikannya. Sudah banyak kebudayaan kita yang diklaim oleh negara tetangga, siapa yang disalahkan? Kalau boleh jujur, sebenarnya itu adalah salah kita...salah para generasi muda bangsa ini. Kita lebih menyukai breakdance dari pada Reog, kita lebih suka menonton film Hollywood daripada melihat wayang, sangat wajar jika negara tetangga melihat sikap kita yang tidak mencitai budaya sendiri lantas mengakui Reog dan wayang sebagai budayanya? Apakah itu salah??? Baru setelah kebudayaan kita dicuri, kita teriak-teriak, memaki-maki bahkan sampai membakar bendera segala. Kenapa gak kita biasakan untuk lebih mencintai budaya sendiri. Ingat kita ini adalah bangsa yang mempunyai peradaban tinggi, sebuah bangsa yang mempunyai warisan leluhur yang sangat banyak, tidak sepantasnya jika kita lebih mencintai budaya orang lain dari pada budaya sendiri.

Bangsa Indonesia terdiri dari bermacam-macam suku yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dengan disatukan oleh semangat Bhinika Tunggal Ika harusnya kita menjadi bangsa yang mandiri dan kuat. Namun bangsa Indonesai ini seolah-olah terjebak kedalam konflik sosial. Kecemburuan sosial, benturan budaya, maupun perbedaan etnis dan agama menjadi tantangan sendiri bagi generasi muda dalam membangun negara Indonesia.

Bangsa Indonesia harus menjadi bangsa yang besar dan mendapat tempat yang istimewa di dunia internasional, jadi sebagai generasi muda kita mulai dengan hal yang kecil disekitar kita, salah satunya adalah dengan saling menghormati antar sesama. Bangsa Indonesai dikenal sebagai bangsa yang santun dan ramah, seharusnya rasa tenggang rasa dan saling menghormati antar sesama dapat dilakukan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan. Kita melihat sendiri, misalnya bentrokan yang terjadi hanya dipicu oleh masalah sepele, dimanakah rasa saling menghormati perbedaan pendapat yang pernah diajarkan kepada kita?

Masalah bahasa merupakan masalah yang perlu diwaspadai oleh pemerintah dan para generasi muda. Betapa sekarang ini generasi muda lebih menyukai penggunaan bahasa gaul yang terkontaminasi oleh budaya asing dari pada menggunakan bahasa Indonesia dalam pergaulan sehari-hari. Bahkan tidak hanya oleh generasi muda, para birokratpun sering menggunakan bahasa Indonesia yang disisipi bahasa asing yang tidak sesuai atau mungkin sebenarnya tidak perlu.

Bahasa merupakan suatu ciri yang menandakan identitas suatu bangsa sudah sepantasnya kita menghargai dan melestarikan bahasa kita Bahasa Indonesia. Alangkah bangganya kita jika suatu saat nanti Bahasa Indonesia (bukan bahasa Melayu) dijadikan bahasa internasional atau bahasa resmi PBB.


Jadi...cintailah Tanah Air-mu, Bangsa-mu, dan Bahasa-mu dari sekarang agar kelak dikemudian hari anak cucu kita mendapatkan hasilnya, yaitu sebuah Indonesia yang bersatu, damai, sejahtera dan memimpin dunia.

Monday, October 26, 2009

Amerika dan Kejahatan Perang Israel: Suatu Ironi


Ketika masyarakat internasional mendesak agar Israel dijatuhi sanksi atas kejahatan perang ketika membombardir Jalur Gaza, pertanyaan yang muncul adalah? Sulitkah mengharapkan pengadilan atas Israel terkait kejahatan perang yang telah mereka lakukan?

Kalo pertanyaan itu muncul, seakan-akan kita merasa pesimistis akan keadilan bagi bangsa Palestina. Jawabannya terletak pada sikap negara-negara besar dalam menghadapi persolan ini.

Seandainya jika masalah ini dibawa ke ICC (International Criminal Court) negara-negara semacam Amerika Serikat pasti akan membela Israel habis-habisan, apalagi sebelum dibawa ke ICC persolan ini akan dibawa dulu ke DK PBB maka sangat mudahlah bagi Amerika Serikat menggunakan Hak Veto-nya dalam menganulir keputusan yang merugikan Israel. Namun hal ini akan menjadi dilema bagi Amerika Serikat, dimana dibawah pemerintahan Barrack Obama, Amerika Serikat berusaha merangkul dan menjalin hubungan yang baik dengan dunia Islam. Maka kemungkinan yang harus dilakukan Amerika Serikat adalah:

  1. Amerika Serikat sedapat mungkin mencegah penggunaan hak veto dan mengutamakan perundingan dengan negara-negara lain dalam mencapai kesepakatan.
  2. Mendesak Israel untuk menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi di Jalur Gaza dan membuka pintu menuju Jalur Gaza agar tekanan internasional menyangkut masalah kejahatan perang menjadi ringan.
Sungguh suatu ironi bagi Amerika Serikat dan sekutunya...ketika negara-negara didunia berusaha memperjuangkan nilai-nilai Hak Asasi Manusia, mereka malah seakan-akan menancapkan standar ganda dalam menegakkan HAM.

Tapi seperti diketahui bahwa Lobi Yahudi atau biasa disebut AIPAC (American Israel Public Affairs Comittee) telah mengendalikan kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Kelompok kepentingan yang mampu mendikte arah politik luar negeri Amerika Serikat demi keuntungan Israel. Ketika Israel membantai warga sipil Palestina di Jalur Gaza, Amerika berkilah bahwa hal itu dilakukan Israel sebagai upaya membela diri. Namun ketika pejuang Palestina menyerang tentara Israel, Amerika mengutuk tindakan tersebut sebagai aksi terorisme...bahkan anak-anak Palestina yang melempari tentara dengan batu dibalas dengan tembakan mortir dan bom..dan parahnya..dunia hanya diam saja melihat kebiadaban ini.


Inilah sesungguhnya ketika dunia dikendalikan oleh sebuah rezim penjajah...satu-satunya penjajah biadab yang masih tersisa di muka bumi ini...

Wednesday, October 21, 2009

Masalah Pertahanan Maritim Indonesia

"CI VIS PACEM PARA BELLUM"
(Siapa yang menginginkan perdamaian maka harus siap berperang).
Sebuah kalimat dalam dunia Pertahanan dan Keamanan yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia.

Bisa dibilang negara Indonesia menjadi grand strategy negara-negara besar, dimana dengan potensi kekayaan alam yang melimpah dan posisi Indonesia yang strategis membuat negara-negara besar mempunyai kepentingan di Indonesia.

Bangkitnya kekuatan besar dibidang kelautan seperti India, China, Australia dan juga Amerika Serikat (yang telah maju) menjadi tantangan sendiri bagi Indonesia. Selain berusaha menancapkan pengaruhnya khususnya di kawasan Asia, negara-negara tersebut saling berlomba mencari cadangan bahan bakar bagi industri negaranya. Dan wilayah yang mempunyai kandungan mineral tersebut berada di wilayah Republik Indonesia. Maka dengan ini peran di bidang kelautan menjadi sangat besar dalam menjaga keamanan.

Berdasarkan perkembangan tersebut, maka mau tidak mau harus ada pembenahan dalam sistem pertahanan maritim kita, sudah banyak pelanggaran yang melibatkan kapal militer negara asing masuk wilayah teritorial kita. Dengan kondisi pertahanan kita khususnya pertahanan maritim yang lemah, kita hanya bisa menjadi penonton dan sebagai medan pertempuran bagi negara-negara tersebut.

Seolah-olah Indonesia ini telah melupakan visi kelautan dalam Deklarasi Djuanda dimana deklarasi tersebut telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara adalah cara pandang Bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat, laut dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Pertahanan Keamanan).
Indonesia juga berkewajiban untuk menjaga keamanan lalu lintas internasional mengingat wilayah Indonesia yang strategis dalam dunia perdagangan khususnya di Selat Malaka dan sekitar wilayah Indonesia Timur.

Tapi tampaknya visi tersebut sulit atau bahkan tidak mampu dilaksakanan dikarenakan kekuatan Tentara Nasional Indonesia yang telah "dikebiri". Dengan anggaran yang terbatas Tentara Nasional Indonesia dituntut untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari Sabang sampai Merauke dan dihadapkan pada sebuah kenyataan mengenai perkembangan Alutsista negara-negara lain yang semakin canggih.

Sudah saatnya Pertahanan dan Keamanan menjadi prioritas utama Pemerintahan SBY-Boediono 5 tahun kedepan. Dan masalah Alutsista bukan hanya menjadi permasalahan dan tanggung jawab Tentara Nasional Indonesia sendiri, tetapi juga Pemerintah dan Parlemen.

KEMBALIKAN KEKUATAN TNI...
BAGI PIHAK YANG MENGHALANGI PERKEMBANGAN KEKUATAN TNI BISA KITA KATAKAN SEBAGAI PENGKHIANAT BANGSA...!!!!!

Thursday, October 15, 2009

Antara Politikus dan Negarawan

Bapak-bapak yang diatas sana tuh bener-bener aneh. Dulu bilangnya pemerintahan yang baik harus didukung oleh parlemen yg kuat, sekarang ketika Demokrat dan koalisinya menduduki pemerintahan dan menguasai parlemen, kalian mengatakan ketakutannya akan munculnya rezim otoriter.
Itulah politikus...hari ini bicara "satu" besok pasti bicara "dua".
Kadang untuk mencapai tujuan politik...politikus sampai rela menelan ludah sendiri..
.

Itulah kenapa politikus selalu gagal untuk menjadi pemimpin, beda dengan negarawan...
Negarawan selalu bisa menempatkan dirinya dalam berbagai situasi...
Negarawan selalu memikirkan rakyat..
dan Negarawan selalu mengambil kebijakan atas nama rakyat..

Politikus bebas bicara...
Negarawan sekali bicara harus bisa dipertanggung jawabkan..

Politikus bebas bertindak...
Negarawan harus bisa mengkalkulasikan untung rugi tindakannya demi rakyat

Negarawan menggunakan politik untuk mencapai tujuan negaranya...
Politikus menggunakan negara untuk mencapai tujuan politiknya..

Bentrokan Antar Mahasiswa UPN dalam Perspektif Realisme

Rabu 14 Oktober 2009...

Peristiwa memilukan sekaligus memalukan terjadi di kampus tercinta UPN "Veteran" Yogyakarta.
Terjadi bentrokan antara mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dengan Fakultas Tehnologi Industri (FTI). Tawuran dipicu kesalahpahaman antarkelompok mahasiswa masing-masing fakultas, ada yang bilang masalah organisasi kemahasiswaan..ada yang bilang masalah wanita. Ini terjadi sejak kemarin. Sejumlah mahasiswa FISIP tak terima kampus diserang karena sejak kemarin masing-masing pihak telah membuat kesepakatan bermaterai untuk berdamai.

Dalam sejarah UPN, baru kali ini terjadi konflik yang memanas antar fakultas. Dan demi menjaga suasana agar lebih kondusif, mahasiswa FISIP dan FTI akan diliburkan selama 2 hari, hingga Jum'at mendatang. Selain itu, akan dilakukan pula mediasi-mediasi antar pihak yang bertikai. Dalam hal ini akan melibatkan Wakil Rektor I untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Sebenarnya apa pemicu terjadinya bentrok? Berdasarkan informasi yang beredar di kalangan mahasiswa menyebutkan bahwa bibit konflik muncul pada saat BEM FTI mengadakan makrab dengan mengundang BEM-BEM di UPN "Veteran" Yogjakarta. Pada acara tersebut muncul insiden kecil yang terjadi antara salah satu anggota BEM FTI dengan anggota BEM Fakultas Teknologi Mineral (FTM). Melihat kejadian tersebut, BEM FISIP berniat melerai keduanya. Tapi niat baik itu, ternyata disalah arti-kan oleh BEM FTI, dan menganggap bila BEM FISIP mendukung BEM FTM. Sejak itu, seolah muncul bibit dendam pada BEM FISIP. Apalagi letak gedung FISIP dan FTI yang memang bersebelahan, membuat potensi gesekan konflik semakin tak terbendung.

Menurut salah satu media cetak...saat dikonfirmasi, Sekjen BEM FISIP Aryo Hari Prasetyo menyatakan bahwa konflik yang terjadi sebenarnya bermula dari masalah pribadi, yang akhirnya merembet sampai tingkat organisasi. "Pada dasarnya kami menganggap bahwa permasalahan sudah selesai satu hari sebelumnya. Saya kira, kejadian ini dipicu oleh oknum mahasiswa yang tidak bertanggungjawab saja," kata Aryo. Saat kejadian, dirinya masih mengikuti kuliah di dalam kelas saat penyerbuan ke kampus FISIP itu terjadi. "Karena sudah ada perjanjian damai, maka kami lebih bersifat bertahan dan tidak melakukan penyerangan sama sekali. Hanya saja, saat ada yang melempar batu ke kantor BEM FISIP, memang ada teman kami yang mengejarnya sampai ke FTI. Tapi itu juga tidak tertangkap," jelasnya. Untuk kedepannya, Aryo mengaku bahwa pihaknya akan lebih waspada dan berhati-hati. Karena ternyata perundingan yang telah disepakati gagal total dengan terjadinya aksi tawuran ini.

Penulis sebagai alumnus FISIP UPN "Veteran" Yogyakarta sangat merasa kecewa dengan tindakan kedua belah pihak...bayangkan saja...kita makan di kantin yang sama, lewat di jalan yang sama, main basket di lapangan yang sama..tapi kenapa!!!???

Kalo masalah bentrok2an gini penulis jadi ingat suatu teori dalam Ilmu Hubungan Internasional...Teori Realisme.
Apakah ini suatu fenomena yg bisa dilihat dalam perspektif realisme..tapi apa benar kaum realis adalah kaum yang suka kekerasan???


Inti dari realisme adalah Statism,Survival, dan Self-help..

Secara umum kaum realis berkeyakinan bahwa suatu hubungan/interaksi antar negara harus diatur sesuai sifat alami negara dan sifat alami manusia. sifat alami manusia sendiri menurut realis adalah memenuhi kebutuhan hidupnya, meskipun harus dilakukan dengan berkompetisi. sedangkan dalam suatu kompetisi kadang berjalan tidak sehat, sehingga seluruh potensi ato pun kekuatan juga akan digunakan dalam merebut resource yang dibutuhkan/cita2, yakni akal dan otot..sehingga munculah anarki..(anarki sendiri kata Pak Nikolous Loy (dosen penulis) adalah kondisi dimana tidak adanya kekuasaan tunggal/pun kolektif yang dapat mengatur negara-negara)

Intinya, kalangan realis adalah kaum yang sangat hati2 dalam mengambil tindakan dan selalu waspada dalam menjalani kehidupan..tapi bukan menggunakan kekerasan sbg satu2nya jalan..

Berdasarkan hal tersebut..bentrokan yg terjadi di kampus dapat disimpulkan bahwa:
Sifat alami dari manusia yang ingin mencapai tujuan hidupnya..dalam hal ini adalah pencapaian jati diri (ada yg bilang bentrokan diawali dengan masalah keorganisasian..ada yg bilang lg masalah wanita)..nah dalam menjalankan tujuan tersebut ada gesekan2 dengan pihak lain..sehingga individu tersebut menggunakan segala cara dalam mencappai tujuannya yaitu dengan mengerahkan potensi yg ada..sehingga munculah kejadian yg memilukan dan memalukan tsb..

Wednesday, October 14, 2009

Pemerintahan Tanpa Oposisi

Betapa suatu model pemerintahan baru..dimana presiden SBY merangkul semua komponen yg ada (termasuk di parlemen) dengan tujuan membangun negara lebih baik..tapi masalahnya pemerintahan tanpa oposisi sangat memungkinkan terjadinya rezim otoriter..dimana semua kebijakan presiden selalu direstui parlemen.

Pertanyaannya enak gak sih pemerintahan tanpa oposisi?siapa yg menjalankan fungsi pengawasan jika parlemen lemah?

Sebenarnya kita gak usah terkejut dengan pemerintahan tanpa oposisi...kita udah pernah mengalaminya sejak jaman Soekarno dulu..dimana Soekarno dg Nasakom nya berusaha menyatukan kekuatan yg ada..
Sedangkan jamannya Soeharto dipersatukannya kekuatan tp dengan paksaan. Yaitu dengan mengkerdilkan sistem politik kedalam 3 partai saja..

Jadi lebih baik..saatnya kita harus punya oposisi...dan pemerintahan harus ada oposisi... dan parlemen harus menjalankan fungsi pengawasan dg baik..tapi coba dipikir..selama ini kaum oposan kita sering mencari2 kesalahan pemerintahan yg berkuasa..tujuannya apalagi kalo bukan memenangkan pemilu di masa mendatang.. Oposisi kita belum cukup dewasa untuk berpikir bagaimana membangun bangsa ini meskipun berbeda jalan yg ditempuh dengan rezim yg berkuasa..agak aneh memang..tapi begitulah kenyataannnya..

Jadi bukannya saling mengisi dan saling mengingatkan jika pemerintah keluar dari UU yg dijalankan..tetapi berusah untuk menyalahkan dan mencari kesalahan pemerintah..untuk mencapai tujuan politiknya sendiri..

Suara Rakyat

Di negara demokrasi suara rakyat adalah suara Tuhan..tp betapa di negara demokrasi seperti Indonesia, suara rakyat hanya berguna ketika Pemilu.. Sesudahnya..NOL BESAR...
Jangankan mendengar suara akar rumput tentang ketidakadilan..sekedar memprotes begitu...mahalnya pelantikan mereka yg membutuhkan suara rakyat saja hanya dianggap angin lalu..

Bocah Petualang: Sebuah Potret Kemiskinan

Si Bocah Petualang yg ditayangkan tiap hari, sebenarnya bersifat edukatif ato apa sih? Kok rasa2nya sbenarnya kalo acara tersebut menggambarkan potret kemiskinan bangsa kita.. Anak2 disana digambarkan bermain riang gembira..tp kita gak tau kalo orang tua mereka menangis di rumah karena kebutuhan ekonominya..
Sungguh suatu ironi, kemiskinan dikomersilkan besar2an dg anak kecil sbg kamuflase.

Sebuah potret kehidupan dimana mereka masih berjuang dengan segala keterbatasan...baik keterbatasan yg disebabkan kehidupan ekonomi keluarganya tsb maupun keterbatasan akibat kurangnya perhatian pemerintah terhadap daerahnya si bolang tsb. keterbatasanya gak diseksplor secara mendetail..hanya kehidupan anak2nya saja..
Hanya saja..kalo kita mau melihat lebih dalam..inilah sesungguhnya kehidupan masyarakat kita yg masih jauh dari kemakmuran.

Susahnya Jadi Presiden

Suatu ketika presiden Indonesia dengan gagah berteriak dg lantang:
"Kita akan menasionalisasi semua perusahaan migas di Indonesia..semua demi rakyat!!".
Sampai rumah presiden Amerika menelpon:
"Cak yo opo awakmu iki?ngomong sakenake dewe ttg nasionalisasi..awas yo... pilih mana?nasionalisasi,opo negaramu tak embargo".
Esoknya berkatalah kpd rakyat ttg pembatalan nsionalsionalisasi.
Itulah presiden..hrs bs mengkalkulasi untung rugi sebuah kebijakan.

R2 Disebelah Kiri???

Mananggapai peraturan Polda Jatim tentang R2 di lajur kiri...
Ya maaf pa polisi kalo kita (pengendara motor) masih saja melanggar marka dengan menerobos jalur sebelah kanan.. Sebenarnya kebijakan utk motor disebelah kiri memang bagus pak..tp dg kondisi jalur motor yg sempit,bus & angkot dijalur kiri..volume... motor semakin banyak..otomatis membuat kita "dg sengaja" menerobos marka..apalagi di jam2 sibuk. Jadi..perbaiki infrastruktur dulu..baru kt bicara RESPONSIBLE RIDING..

Revitalisasi Pertanian

Betapa berubahnya pedesaan sekarang ini..dulu ketika pulang, sepanjang Jalur Sby-Madiun-Solo-Jogja terbentang sawah hijau nan indah..sekarang berganti dg bagunan pabrik,perumahan,toko2,dll Halo..pemerintah???gmn dg Revitalisasi Pertanian yg kau dengung2kan bertahun2 yg lalu?masih adakah niat kalian utk memajukan sektor pertanian?? gak lucu klo negara ini sbg negara agraris tp lahan pertanian dg gampangnya dialih fungsikan..

Revitalisasi Pertanian sangat diperlukan kalau kita ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya kalangan petani..karena dengan pertumbuhan ekonomi disektor bawah..dalam hal ini pedesaan yg mayoritas penduduknya adalah petani..maka pertumbuhan akan merembet ke atas (kota)..contohnya meminimalkan urbanisasi yg semakin lama semakin membuat kehidupan di kota tidak ideal..

Bagimana caranya? cara simpel adalah dengan memperketat ijin pengalihfungsian lahan2 pertanian yg ada di pedesaan..malahan kita justru harus menambah lahan2 tersebut..selain itu masalah kelangkaan pupuk, infrastrukutr yg mendukung pertanian seperti jalan, jembatan, irigasi dan air bersih juga perlu diperbaiki..

Negara kita ini belum siap untuk maju meninggalkan brand negara agraris..karena dari sektor itulah kita bisa bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi.. Wilayah..masyarakat..dan budaya Indonesia memang mendukung untuk menjadikan sebagai negsra agraris yg besar..hanya saja perhatian pemerintah terhadap pertanian kurang..

Semoga Kabinet baru yg pimpin oleh Doktor Pertanian ini bisa memoderinsasikan pertanian dan menjadikan petani sebagai profesi yg diperhitungkan..

Indonesia dan G-20

Bukannya pesimistis..tapi apa bener Indonesia bisa memainkan perannya sbg anggota G-20??? Mengingat pengalaman negeri kita ini yg tidak mempunyai bergaining position ketika menjadi anggota organisasi internasional sebelumnya seperti: Anggota Tidak Tetap DK PBB,ASEAN,OPEC,APEC… Bisa gak ya?

  1. Indonesia menjadi anggota tidak tetap DK PBB tp tidak bisa menggunakan hak suaranya dalam menolak sanksi PBB terhadap Iran terkait program nuklir Iran dan memilih abstain.
  2. Indonesia mnjadi anggota OPEC yg harusnya menjadi pengekspor tp menjadi negara pengimpor minyak..dan akhirnya keluar..
  3. Indonesia merupakan negara berprngaruh di ASEAN tp tidak mempunyai pengaruh (ato kemauan) untuk menekan Myanmar dalam kasus Aung san sukyi..
  4. Indonesia ketika di APEC tidak membawqa dampak positif bagi indonesia sendiri…

MENHAN dan MENDAGRI Dari Militer

Ada yg bilang kalo Mendagri jangnn lagi dari militer. Sekarang itu jamannya supremasi sipil, jadi pembuat kebijakan ada di tangan sipil,salah satunya dalam bidang pertahanan & stabilitas keamanan…tapi masalahnya di negeri kita ini sedikit sekali sipil yg mengerti masalah militer dan Hankam. Apakah sebaiknya Menteri Dalam Negeri TETAP dijabat oleh Purnawirawan TNI & Menteri Pertahanan KEMBALI dijabat oleh Purnawirawan TNI saja??

Menhan dan Mendagri adalah jabatan strategis..pengganti Presiden jika Presiden dan Wapres tidak ada.a.jadi harus dijabat oleh orang2 yg berpengalaman dan berkompeten dalam menjamin keamanan dan stabilitas nasional…

Ada yg bilang peran Mendagri sekarang tidak perlu dibebani dengan isu territorial..jadi tidak perlu dari kalangan TNI..wah..apakah kita benar2 sudah terjamin keamanannya?
Semangat otonomi,desentralisasi, sebenarnya malah membuat keamanan menjadi rapuh. Ambil contoh..masalah pemekaran wilayah yg bisa menimbulkan konflik dan menjadi suatu ancaman internal bagi Negara ini..disinlah peran Mendagri sangat besar untuk menjamin stabilitas nasional.

Begitu juga dengan Menhan…apa hasil yg diraih Menhan yg dijabat sipil saat ini? Kebijakan pertahanan kita khususnya mengenai Alutsista membuat kita miris…bahkan untuk Asia Tenggara saja kita kalah dg Malaysia dan Singapura..

Pemikiran orang sipil dengan militer itu beda..bagi militer NKRI adalah harga mati.…tidak ada kepentingan lain yg bisa mendikte..mereka telah disumpah untuk melindungi negara ini dengan jiwa dan raganya…bagi mereka tidak ada kata menawar ato menolak..yg ada hanya “Siap…Laksakan!!!” Mental itulah yg tidak dimiliki oleh orang sipil..meskipun orang tersebut misalnya telah belajar masalah Hankam lewat jalur akademik.

Jadi alangkah baiknya jika jabatan stategis itu tetap dijabat oleh Purnawirawan TNI..dengan sayarat pribadi yg dipilih adalah seorang Tentara Profesioanal

Akhirnya kembali kepada SBY…semoga beliau memilih menteri yg benar2 kompeten dalam bidangnya dan tidak ada intervensi dari kelompok kepentingan manapun.

Dari Reformasi Kembali Ke Otoriter

Apa hasil dari reformasi selama ini??? Gak ada..tiap kali negara menjalankan kebijakan selalu terbentur oleh teriakan reformasi, HAM, dll.. Bangsa Indonesia beda dg bangsa lain yang rakyatnya sadar akan peraturan..di Indonesia harus ada pemaksaan. Sudah sepantasnya…negara memiliki kekuatan dan kewibawaan..negara membutuhkan pemimpin yg otoriter,rezim yg berkuasa absolut,dan negara harus melakukan segala cara untuk mencapai tujuannya.

Budaya kita tidak mendukung untuk menjadi negara demokratis…negara yg patuh thd peraturan.

Jangan samakan kita dengan negara-negara di Eropa yg rakyatnya begitu mematuhi peraturan..karena mereka adalah negara penjajah…ingat kita ini bangsa yg ratusan tahun terjajah…jadi segala peraturan harus dibarengi dengan ancaman agar dipatuhi…dan rakyat harus dibuat takut.

Reformasi membuat negara seperti tidak ada harganya..semua harus dibuat transparan…padahal negara harus memiliki rahasia…harus memiliki wibawa…apa jadinya jika semua rakyat mengetahui rahasia yg dimiliki negara…negara akan menjadi rapuh…dan mudah dihancurkan oleh negara lain.

Kita sebenarnya jatuh terperosok kedalam lubang yg namanya reformasi..reformasi emang bagus tapi kalo terperosok kedalamnya bisa bahaya..

Daripada reformasi yg kebablasan…kenapa gak kembali rezim sebelumnya…meskipun otoriter tp dapat menjamin tegaknya NKRI…tdk ada secuil tanahpun yg lepas dari wilayah kita…peraturan adalah harga mati…separatis dibantai…gerakan fundamentalis dihajar…negara mempunyai power untuk mengatur rakyatnya…negara lain hormat kepada kita…dan negara mempunyai wibawa…

Coba bayangkan dengan alasan keterbukaan arus informasi…kita diam saja melihat moral generasi kita menjadi bejat..sapa yang disalahkan???pemerintah???

Dengan alasan kebebasan berpendapat…muncul demo2 separatis…gerakan radikal…mengkritik pemerintah seenak mereka…membakar foto presiden…dimana wibawa pemerintah????

sudah saatnya kita berpikir apakah reformasi seperti ini yang pantas bagi Indonesia??

Amerika yg negara demokrasi saja demokrasinya tidak seperti demokrasi di Indonesia pasca reformasi…

Memacu Adrenalin Dengan Gempa: Sepenggal Kenangan Gempa Jogja 27 Mei 2006

Liat gempa Padang..jadi ingat pas Gempa Jogja 27 Mei 2006 silam..

Masih ingat benar kejadian itu…

Sabtu, 27 Mei 2006

Saat itu sejak pukul 05.00 pagi penulis sedang berada di warnet Trinity di Jl Tambakbayan..tapi dulu namanya bukan Trinity deh..gak tau lupa namanya..yg diseberang Jl Solo itu lho… Pagi itu penulis sengaja ke warnet untuk cari bahan tugas..rancananya kan siang itu penulis janjian ma teman2 ke kampus untuk ngerjain tugas… Termasuk aneh juga…padahal sebelumnya kalo sabtu pagi penulis biasa tidur sampe siang..tapi pagi itu setelah sholat Subuh penulis langsung ke warnet naik sepeda. Sekitar pukul 05.55…penulis selesai dan bermaksud membayar.. “Berapa mas?” Tanya penulis...“1500…” Jawab yg jaga warnet.

Belum sempat membayar tiba2…terasa getaran yg mulanya agak kecil…lama kelamaan semakin kencang dan semakin kencang… Sontak saja penulis keluar dan diluar semakin keras…terdengar bunyi bergemuruh..tapi gak tau darimana asal bunyi tersebut… Saat itu diotak penulis terpikir untuk kembali untuk masuk ke dalam warnet mengingat disekitar penulis berdiri…atap2 rumah berjatuhan..tapi setelah melihat kondisi warnet, penulis mengurungkan niatnya…jujur..saat itu perasaan bingung melanda penulis…mau cari mana tempat yg aman..akhirnya penulis lari ke tengah2 jalan Jogja-Solo…dari arah Mirota yg jaraknya sekitar 100 meter dari penulis terlihat Bus Eka kehilangan kendali hingga berbelok2..dan sepeda motor berjatuhan…wuih… Terasa lama banget getaran keras itu…tidak henti2nya penulis berteriak mengucapkan doa… Ketika getaran mulai mereda..penulis sudah duduk di marka di tengah jalan tersebut…kemudian tukang becak diseberang jalan berteriak..

“Mas..mas awas ojo neng kono (mas..mas awas jangan disitu..)" Sambil menunjuk baliho di atas penulis…penulis langsung lari ketakutan melihat baliho besar yang masih bergoyang2… Setelah agak tenang…penulis masuk ke dalam warnet untuk membayar..dan kondisi di dalam sangat kacau..semua computer berjatuhan dan tertimpa plafon..setelah membayar…pulang… Sepanjang jalan warga semua tumpah ruah ke jalan..terlihat sekeliling rumah2 roboh..ada yg rata dengan tanah… Kemudian penulis sengaja lewat atas jalan layang Janti untuk melihat kota Jogja dari atas..dari kejauhan terliha asap mengepul..mungkin kebakaran… Sampai dirumah penulis mendapati rumah dalam keadaan sepi..semua perabot berjatuhan dan berserakan…terlihat retakan dimana2…penulis lalu ke dapur semua berjatuhan termasuk tabung LPG..sehingga penulis lari (takut meledak). Penulis lalu pergi ke lantai atas…tandon air, dan pot2 tanaman semua berjatuhan..sedang melihat2 tiba2 terasa getaran lagi..sehingga penulis lari menuruni tangga dan keluar rumah…

Tsunami

Sekitar pukul 09.00 penulis beserta paman membereskan lemari yg berisi perabot kaca yang semuanya pecah dilantai atas…tiba2 terasa gempa lagi..sehingga membuat kami berdua lari keluar rumah… Tidak lama kemudian…dari arah Ring Road Selatan semua orang berlarian kearah utara…orang2 meneriakkan “Air naik..air naik…Tsunami..Tsunami…” Hah!!! Jujur bukan main takutnya penulis saat itu…(teringat saat Tsunami di Aceh)..semua orang panik semua berlarian…akhirnya kami memutuskan untuk berlindung di masjid yg letaknya hanya beberapa meter..saat lari ke masjid…ada sebuah mobil Panther yg berisi keluarga..seorang ibu berteriak kepada penulis.. “Mas..mas tolong setir mobil ini..” “Gak bisa bu…” Jawab penulis sambil lari.. Penulis melihat kursi kosong di kursi kemudi..ternyata si sopir lari meninggalkan keluarga tersebut untuk menyelamatkan diri… Setelah sampai di masjid semua warga berkumpul dilantai dua sambil melihat jalan yg mulai ramai…tiba2 gempa susulan dating..sehingga membuat masjid bergoyang..dan semua warga berhamburan turun dan keluar..takut masjidnya roboh…akhirnya semua menuju lapangan… Beberapa lama menunggu disana akhirnya ada seorang relawan menggunakan motor Harley memberikan pengumuman bahwa tidak ada Tsunami dan itu hanya isu…Huhhh Syukur ya Allah… Akhirnya tiap jam di hari itu diwarnai dengan gempa susulan..sehingga semua warga memilih untuk tetap berada diluar…

Malam hari…

Masih berada diluar dan menggelar tikar…semua memutuskan untuk tidur diluar…dan makan makanan seadanya… Jam 23.30..datang pak RT..beliau mengumumkan katanya nanti tepat pukul 00.00 akan ada gempa besar..lebih besar dari gempa di pagi sebelumnya…seluruh warga dibangunkan…memang ada gempa tapi skalanya kecil…dan masih tiap jam dengan gempa susulan…

Hujan

Pukul 01.00 dini hari…Hujan… Akhirnya keluarga memutuskan tidur di masjid…masih dengan gempa susulan tiap satu jam… Ketika Sholat Subuh..terjadi gempa…tapi semua tidak panik..mungkin semua sudah pasrah…Mungkin mereka bersyukur jika mereka harus mati..mereka sudah dalam posisi Sholat…

Mencari Kakak

Keesokan harinya…penulis bermaksud mencari kakak penulis yg pasca gempa tidak bisa dihubungi…memang sejak saat itu semua alat komunikasi tidak bisa digunakan…setelah mengetahui keadaan kakak yg katanya ibu kostnya tidak apa2 dan katanya ke Wonosobo..penulis pulang kerumah (belakangan diketahui ternyata kakak berlindung di kampusnya). Beberapa hari sesudahnya masih diwarnai dengan gempa susulan…meskipun dengan skala kecil..tetap saja warga ketakutan…dan beberapa malam sesudahnya tetap tidur diluar…

Bantuan Datang

Hari2 kemudian bantuan mulai datang…mulai dengan mie instant dan biscuit…tiap rumah di daerah Wonocatur mendapat 3 kardus mie instant dan biskuit (sebenarnya lebih tapi selebihnya diberikan kepada tetangga2)..jadilah tiap hari..mie instant selalu menemani santap makan… Khusus mie instant bantuan dari pemerintah Australia terasa agaka hambar…sampai sampai beberapa bulan kemudian mie tersebut masih ada dan tidak ada yg memakannya…

Jadi Relawan

Gempa yg melanda Yogyakarta dan sekitarnya membuat mahasiswa2 yg menempuh studi dikota itu menjadi relawan gempa…bahkan kampus penulis mengirim mahasiswa untuk menjadi relawan sebagai pengganti Kuliah Kerja Nyata (KKN)…mereka diterjunkan di berbagai pelosok Yogyakarta dan sekitarnya…(penulis tidak mengambil KKN Gempa karena sebelumnya penulis sudah mantap untuk Magang…bukan KKN). Pada saat itu penulis diajak salah seorang teman membantu organisasi kemanusiaan dari Turki…mereka membangun posko di daerah Pleret, Bantul…tugas pun diemban penulis sebagai YANG MEMBUNGKUS NASI BUNGKUS…mereka memasak berkilo2 daging sapi..seperti rendang tapi bukan rendang…gak tau lupa namanya apa…dan dibagikan kepada korban gempa… Ada kenangan menarik ketika menjadi relawan dengan orang2 Turki…ternyata yg menjadi koki adalah perwira polisi bintang tiga…ketika terjadi tsunami di Aceh beliau juga menjadi juru masak disana…begitu ada gempa di Jogja..beliau berada di Jogja…

Gempa Susulan lagi dan lagi…

Berapa bulan sesudahnya..Yogyakarta selalu diwarnai dengan gempa kecil2an…peristiwa yg jarang pernah terjadi sebelumnya… Suatu kenangan yg penulis tidak bisa lupakan seumur hidup… Semoga kita semua selalu mendapat perlindungan dari Yang Maha Kuasa… Amin…

Bangsa Terjajah yang (Dianggap) Berbahaya

Boleh dikatakan negara kita Indonesia ini sebagai Bangsa Terjajah yg Berbahaya..

Kok bisa? Malaysia menganggap Indonesia sebagai ancaman..sementara bukan rahasia lagi dalam istilah pertahanan Australia disebutkan bahwa Indonesia adalah sebagai Ancaman Dari Utara.. Keren gak tuh??

Kok bisa ya mereka berkata demikian???

Kemungkinan yg terjadi adalah:

Dengan Malaysia:

  1. Malaysia masih trauma dengan konfrontasi yg dicetuskan Presiden Soekarno tahun 1960an ketika Malaysia berdiri.
  2. Masalah perbatasan.
  3. Masalah TKI
  4. Kedua negara saling berlomba untuk menjadi negara yg berpengaruh di Asia Tenggara.

Dengan Australia:

  1. Australia menganggap Indonesia sebagai negara agresor ketika mencaplok Timor Timur dan menjadikannya sebagai propinsi.
  2. Masalah perbatasan.
  3. Terorisme
  4. Masalah pengungsi jika terjadi kerusuhan separatis yg kemungkinan lari ke Australia.

Sudahlah..apa sih yang kalian takutkan dari negara yg pincang seperti ini??

Kalian injak2 harga diri kami dan kalian sematkan tanda “ANCAMAN” di dada kami..

Andaikan perang masih bersifat konvensional..maka tidak akan ada yg mau berperang dengan 250 juta orang yg MARAH dan LAPAR!!!

Apapun Cita-citamu...Untuk Negara

  1. Negara bisa hancur jika militer nya lemah…maka jadilah TNI…
  2. Negara yg ekonominya lemah akan hancur..maka kuliahlah di EKONOMI..
  3. Negara tanpa kondisi politik yang stabil dan hubungan dengan dunia internasional yg baik juga bisa hancur…maka ambilah Ilmu POLITIK…
  4. Negara yang tidak mempunyai tehnologi yang maju juga bisa hancur..maka ambilah TEKNIK..
  5. Negara bisa hancur jika negara tidak memiliki peraturan yang tegas untu mengatur rakyatnya..maka ambilah HUKUM..
  6. Negara yang besar adalah negara yg menghargai Sejarah dan budayanya…maka ambilah SASTRA…

I Miss You..Pah..

Aku memimpikan jika hari itu tiba (Hari Akhir)…
Ketika semua umat dibinasakan...
Dan ketika Malaikat Isrofil meniup terompet yang kedua (kebangkitan)…
Papah turun dari langit dengan baju serba putih menjemput kami beserta anak cucu kami…
Sambil tersenyum, ia menyapa dan memeluk kami…
Kemudian diajaklah kami ke suatu tempat yg telah dijanjikan oleh-Nya agar kita dapat berkumpul bersama lagi selamanya..
(I miss u dad…)

Anakku Bukan Demonstran


Liat mahasiswa demo..yg ada di pikiranku: “nih anak belum tau rasanya mengerjakan skripsi..” Coba klo pas skripsi..gak ada waktu buat gituan. Bayangkan janjian ma dosen jam 9..jam 3 sore dosennya baru datang dan berkata “waduh dan..saya lagi… sibuk..besok aja ya..?”.

Apa sih yg kalian perjuangkan? bolehlah kalian peduli pada rakyat..tp dimana bentuk pertanggungjawaban kalian thd orang tua yg bekerja untuk biaya kuliah kalian..

Bukannya apatis..tapi ini merupakan jeritan para orang tua nan jauh disana..yg dengan berat hati melepas anak kesayangannya untuk menuntut ilmu, berusaha mencukupi kebutuhan anaknya disana, dan bekerja membanting tulang untuk biaya kuliah yg semakin lama semakin melambung..dengan harapan anaknya meraih gelar akademiknya..dan sukses dimasa depan..tapi liat kenyataannya..dengan alasan memperjuangkan kepentingan rakyat..mereka melupakan tanggung jawab yg diberikan para orang tua..dengan berpanas2an di jalan..

Jadi para mahasiswa2..pertama: Raih gelar akademikmu..buat orang tuamu bangga..baru setelah itu perjuangkanlah kepentingan rakyat dengan bekal akademis yg kamu miliki..

Saya yakin..tidak ada orang tua yg mau anaknya menjadi seorang DEMONSTRAN...

Dimana Posisi TNI Dalam Penanggulangan Terorisme?

MIRIS…mungkin itulah yg ada di hati para prajurit TNI disaat Polisi dgn DENSUS 88 nya berhasil mengungkap kasus terorisme akhir2 ini. Pada UU No. 34 Tahun 2004 tentang TNI, disebutkan bahwa UU itu memberikan tugas kepada TNI untuk melakukan operasi militer selain perang dalam mengatasi aksi terorisme. Tapi kenyataannya masalah terorisme seakan2 merupakan tanggung jawab POLRI dan diselesaikan sepenuhnya oleh POLRI…

Sebagai catatan setiap Angkatan dalam TNI mempunyai pasukan AntiTeror yang tidak kalah hebat…bahkan setiap tahun mereka rutin mengirim prajurit terbaiknya untuk mengikuti pelatihan AntiTeror di negara lain seperti di Jerman dengan pasukan GSG-9, Special Air Services (SAS) di Inggris, US SEAL di Amerika Serikat,dll…

Kenapa TNI tidak diberi tanggung jawab secara penuh dalam penanganan terorisme?
Secara historis pasukan TNI pernah mencapai prestasi yg membanggakan dalam penanganan terorisme pada peristiwa pembebasan pesawat Garuda Woyla oleh teroris di Don Muang, Thailand pada 1982.

Inilah yg mungkin bila tidak diperjelas oleh pemerintah akan menyebabkan munculnya suatu rivalitas yang lebih nyata antara kedua institusi yg di dalam Doktrin Pertahanan disebutkan sebagai Komponen Utama dalam menjamin Pertahanan Keamanan..

Antara Kudatuli, Holocaust..dan Pembentukan Opini Publik..

Bolehlah kalo disamakan peristiwa 27 Juli (KUDATULI) dengan Holocaust… Bukan karena kesamaan mengenai jatuhnya korban…tapi kesamaan bahwa peristiwa tersebut dijadikan suatu alat propaganda agar korban peristiwa tsb mendapat dukungan yang luas dan agenda politiknya tetap hidup sampai sekarang.

HOLOCAUST: Dijadikan alasan bagi Yahudi untuk mendirikan negara di Palestina dan membuat semacam opini publik bahwa mereka adalah bangsa tertindas sehingga negara2 barat mendukung negara ini habis2an…

KUDATULI: Dijadikan korbannya untuk mengesankan kalo mereka orang2 yang tertindas..tujuannya untuk memperoleh simpati publik dan dijadikan jurus untuk menyerang lawan2 politiknya..yg dimasa lalu diyakini terlibat.

Siskamling Sebagai Implementasi Doktrin Pertahanan Indonesia


Dalam Doktrin Pertahanan Indonesia, disebutkan bahwa penyelenggaraan mengenai Pertahanan Keamanan melibatkan seluruh kekuatan bangsa terdiri dari Tentara Nasional Indonesia sebagai komponen utama di bidang Pertahanan dan Polri sebagai komponen utama di bidang keamanan serta di dukung oleh rakyat sebagai komponen cadangan dan komponen pendukung.

Komponen Pendukung Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta adalah bentuk lain dari partisipasi Rakyat secara aktif dalam pertahanan. Komponen itu terdiri dari segenap warga negara RI yang secara sukarela menyatakan kesediaannya menjalankan berbagai fungsi dukungan bagi kegiatan yang dilakukan Pemerintah dan TNI dalam rangka pertahanan keamanan.

Peran rakyat juga sangat penting dalam pertahanan keamanan..sebab itu hal ini dimuat dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 30..seluruh rakyat Indonesia ikut serta membangun Daya Tangkal dan Daya Pelaksanaan Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta yang sebaik-baiknya..

Cara yang paling sederhana dilakukan rakyat dalam usaha bela negara adalah dengan kembali mengefektifkan kembali kegiatan Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling).

Asal Mula Seniman Hebat Di Sekitar Candi Borobudur


Candi Borobudur merupakan peninggalan sejarah yang sangat tidak ternilai bagi bangsa Indonesia dan dunia. Meskipun sudah bukan lagi merupakan 7 Keajaiban Dunia lagi, tapi diyakini bahwa Candi Borobudur adalah candi terbesar di dunia.

Candi ini didirikan oleh para penganut agama Budha Mahayana sekitar tahun800an Masehi pada masa pemerintahan dinasti Syailendra. Konon katanya pengerjaan candi tersebut sekitar 70 tahun!!!!

heh…!!! 70 tahun?????

Okelah…

Trus tau gak kenapa disekitar Candi Borobudur banyak sekali seniman2 yang pandai memahat patung?

Trus tau gak siapa yang berjasa dalam pembangunan tersebut???

Begini…

Orang yang paling berpengaruh dalam pembuatan Candi Borobudur adalah…(heheheh) PAK TUKANG..

Hehehehe…

Setelah Borobudur itu jadi, bapak tukang yang selama ini lelah bermandinkan keringat dan bercucuran air mata ingin kembali pulang ke rumah asalnya. Tetapi pas di jalan, pak tukang tersebut melihat gadis cilik, sebut saja Bunga (nama samaran) 16 th. Karena selama 70th hasaratnya tidak pernah tersalurkan maka timbul niat jahat pada diri pak tukang tersebut. Dalam kondisi rumah yang sepi, pak tukang tersebut melakukan tindakan tidak senonoh pada gadis tersebut, kemudian pak tukang pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada gadis itu.

Bulan berganti bulan orang tua Bunga curiga melihat nperubahan yang terjadi pada gadis kecilnya…setelah didesak akhirnya bunga mengaku bahwa ia hamil. merasa tidak terima akhirnya orang tua korban melaporkan peristiwa tersebut kepolisian Syeilendra (saat ini polisi masih melakukan pengejaran).

Sembilan bulan kemudian akhirnya Bunga melahirkan bayi laki-laki. Setelah dewasa bayi tersebut mempunyai kemampuan yang sangat luar biasa…yaitu ahli dalam seni patung (mungkin warisan dari bakat bapaknya).
Coba deh liat di sekitar daerah Borobudur sering kita jumpai seniman-seniman patung…yang memamerkan karyanya di pinggir jalan…

Begitulah ceritanya..

Sikap Indonesia Terhadap Kemerdekaan Kosovo


Tanggal 17 Februari 2008 Kosovo mendeklarasikan kemerdekaannya dari Serbia sebagai negara yang berdaulat. Kemerdekaan ini merupakan tindakan yang dilakukan sepihak karena tidak didukung oleh Dewan Keamanan PBB.
Negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, Inggris, dan beberapa negara Eropa mendukung kemerdekaan Kosovo, sementara Rusia, China, dan beberapa negara Eropa menolak dan tidak mengakui kemerdekaan Kosovo.
Bagaimana dengan Indonesia?

Sikap Indonesia yang belum mengakui kemerdekaan Kosovo merupakan tindakan yang tepat, karena untuk membuat keputusan harus dipertimbangkan mengenai kalkulasi untung rugi, terutama masalah kepentingan nasional.
Pertimbangan Indonesia adalah:

  1. Kemerdekaan Kosovo bukan hasil perjuangan melawan kolonialisme, tapi lebih merupakan hasil usaha separatisme yang didukung negara-negara Barat. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap gerakan-gerakan separatis diberbagai negara untuk melakukan hal yang sama, termasuk di Indonesia.
  2. Berdirinya Kosovo tidak didukung PBB dan tidak sesuai dengan prinsip hukum internasional.
  3. Kosovo bukanlah negara anggota PBB, jadi tidak ada salahnya Indonesia belum memberikan pengakuan terhadap Kosovo.
Satu-satunya hal yang mungkin menjadi bahan pertimbangan Indonesia untuk mendukung kemerdekaan Kosovo adalah mayoritas rakyat Kosovo merupakan muslim, dimana Kosovo berpenduduk 2,1 juta, terdiri dari 90 % etnis Albania yang beragama Islamm, 5,3 % etnis Serbia yang Muslim Ortodox, dan lainnya etnis minoritas lain seperti Bosnia dan lain-lain.

Namun tentunya hal itu bukan merupakan faktor pendorong yang kuat. suatu keputusan harus melalui proses yang bisa dilihat dengan jernih dan tidak dijadikan komoditas politik dan didorong sentimen agama. Dan yang paling penting, kebijakan Indonesia harus disesuaikan kepentingan nasionalnya.

Konferensi Holocaust 2006 = Diplomasi Publik Iran


Hubungan Iran – Israel mengalami kemunduran sejak peristiwa Revolusi Islam Iran pada tahun 1979 yang mengakibatkan tumbangnya rezim Shah yang berkuasa cukup lama. Pasca Revolusi Islam tersebut salah satu agenda politik Iran adalah anti-Israel, dimana Iran tidak mengakui keberadaan Israel sebagai negara dan mendukung perjuangan rakyat Palestina dalam menghadapi penjajahan Israel. Dalam menghadapi Israel dan membantu perjuangan Palestina, Israel antara lain memberikan bantuan dan dukungan kepada gerakan-gerakan perlawanan seperti di Palestina dan Lebanon Selatan, yaitu Jihad Islami dan Hizbullah. Dukungan tersebut berupa pelatihan militer, finansial, moril dan lain-lain. Selain itu pemerintah Iran juga memberikan bantuan finansial kepada Palestina yang diembargo oleh negara-negara Barat pasca kemenangan Hamas dalam pemilu di Palestiana.

Selain cara-cara tersebut diatas pemerintah Iran juga menggunakan diplomasi publik dalam menghadapi Israel. Diplomasi publik berangkat dari asumsi bahwa kekuatan bersenjata, politik, dan militer bukan merupakan satu-satunya cara penyelesaian masalah. Diplomasi publik mensyaratkan kerja sama yang erat dengan media massa internasional. Diplomasi tradisional dan instrumen-instrumen militer tidak lagi mencukupi untuk menyelesaikan masalah-masalah politik dan keamanan.

Istilah diplomasi publik pertama digunakan oleh Edmund Gullion, seorang diplomat Amerika Serikat dan ketua the Fletcher School of Law and Diplomacy di Tufts University pada tahun 1965, Gullion mengatakan bahwa:

public diplomacy . . . deals with the influence of public attitudes on the formationand execution of foreign policies. It encompasses dimensions of international relationsbeyond traditional diplomacy . . . [including] the cultivation by governmentsof public opinion in other countries; the interaction of private groups and interestsin one country with those of another . . . (and) the transnational flow of informationand ideas.” (www.rand.org).

Iran berusaha untuk mempengaruhi publik domestik dan internasional dengan cara mengangkat masalah Holocaust. Isu Holocaust bisa dikatakan sebagai perang wacana, karena selama ini terjadi perdebatan antara pihak yang mengakui kebenaran terjadinya Holocaust dengan pihak yang menyangkal kebenaran Holocaust atau biasa di sebut kaum revisionis dengan cara mengemukakan argumen-argumen yang mereka anggap benar. Masalah Holocaust di pilih oleh Iran karena masalah ini sangat sensitif bagi Israel, karena berdirinya negara Israel tidak lepas dari peristiwa Holocaust pada Perang Dunia II.

Sebagai puncaknya maka tanggal 11-12 Desember 2006, pemerintah Iran menyelenggarakan Konferensi Holocaust. Dalam konferensi tersebut, publik berinteraksi dan berperan dalam pembentukan suatu opini baru dalam masyarakat internasional. Iran mencoba membuka kebenaran tentang peristiwa Holocaust yang dijadikan pembenaran Israel dalam menduduki Palestina dan dalam konferensi ini setiap orang berhak mengeluarkan pendapatnya mengenai Holocaust, tujuannya adalah membentuk opini publik mengenai kebenaran Holocaust.

Opini publik mempunyai kekuatan, yaitu:

  • Menjadi hukuman sosial

  • Melanggengkan atau menghapuskan nilai dan norma kemasyarakatan.

  • Mengancam karir politik seseorang.

  • Mempertahankan atau menghancurkan sebuah organisasi atau institusi.

Dalam hal ini kekuatan opini publik yang digunakan adalah kedua dan keempat, yaitu melanggengkan atau menghapuskan nilai dan norma kemasyarakatan, dan mempertahankan atau menghancurkan sebuah organisasi atau institusi. Iran mengadakan Konferensi Holocaust untuk mengungkap sejarah dibalik Holocaust yang selama ini dianggap benar oleh negara-negara Barat dan dijadikan alat propaganda Zionis Israel. Maksud dari Konferensi ini tentunya untuk mendelegitimasi keberadaan negara Israel, dan membentuk opini masyarakat internasional tentang kebenaran Holocaust. Zionisme Israel memperoleh pembenarannya dalam melaksanakan agenda politiknya setelah sebelumnya menanamkan dan melontarkan mitos-mitos yang berujung pada berdirinya negara Israel. Mitos itu antara lain, mitos bahwa mereka berhak atas tanah Palestina, mitos mereka bangsa terpilih, dan mitos kekejaman Nazi Hitler atas orang Yahudi yang terlalu dibesar-besarkan (Holocaust). Padahal mitos ini tidak lain adalah usaha propaganda dan pembentukan opini publik untuk mengabsahkan perilaku Zionisme Israel. Mitos ini juga dimaksudkan agar berbagai perilaku kekerasannya mendapat legitimasi atau tertutupi. Kesan yang timbul adalah mereka bangsa yang tertindas yang kemudian diperbolehkan mengatasi ketertindasan itu dengan menindas bangsa lain.

Konferensi Holocaust yang diadakan di Iran pada tahun 2006 merupakan suatu alat bagi Iran untuk membentuk dan melawan opini publik yang sudah ada mengenai kebenaran Holocaust. Selama ini Holocaust dipandang sebagai sesuatu yang suci sehingga orang yang berani menyangkalnya dianggap sebagai pelanggaran besar dan dianggap sebagai Anti-Semitisme, Anti-Israel, Anti-Zionisme, dan Naziisme.

Target dan tujuan dari pembentukan opini publik mengenai isu ini pun jelas, yaitu meruntuhkan kepercayaan publik mengenai kebenaran Holocaust yang selama ini dibuat oleh orang-orang Yahudi dan Zionis untuk mencapai tujuan politiknya di Timur Tengah. Sejak Oktober 2005, Mahmoud Ahmadinejad terus menggulirkan wacana yang mempertanyakan kebenaran sejarah Holocaust. Wacana itu dibuka untuk meruntuhkan legitimasi bagi Israel. Dalam pidatonya pada bulan Desember 2005, Ahmadidejad mengatakan:Mereka telah mengarang-ngarang sebuah dongeng dengan judul “Pembantaian Massal Orang Yahudi” dan mereka memandang cerita tersebut lebih tinggi daripada Tuhan, agama, dan nabi-nabi mereka sendiri…(orang Barat) memperlakukan mereka yang menyangkal dongeng tersebut dengan sangat keras namun tidak melakukan apapun kepada mereka yang tidak mengakui Tuhan, agama, dan nabi-nabi mereka…”

Ahmadinejad pun mengusulkan agar Eropa menyediakan sebidang tanah bagi warga Yahudi yang dipercaya menjadi korban Holocaust, mengingat pelaku pembantaian tersebut adalah warga Eropa. Opini publik yang ingin dibuat oleh Ahmadinejad melalui Konferensi Holocaust diharapkan bisa menarik dukungan masyarakat internasional untuk menentang keberadaan Israel.

Jadi dapat dikatakan bahwa Konferensi Holocaust yang diselenggarakan Iran merupakan salah satu bentuk diplomasi publik.