Pages

Tuesday, November 10, 2009

Pahlawan Itu Diciptakan, Bukan Dilahirkan

"Saudara-saudara rakyat Surabaya.
Bersiaplah! Keadaan genting.
Tetapi saya peringatkan sekali lagi.
Jangan mulai menembak.
Baru kalau kita ditembak.
Maka kita akan ganti menyerang mereka itu.
Kita tunjukkan bahwa kita itu adalah orang yang benar-benar ingin merdeka.
Dan untuk kita saudara-saudara.
Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.
Semboyan kita tetap.
Merdeka atau mati.
Dan kita yakin, Saudara-saudara.
Akhirnya, pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita.
Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.
Percayalah Saudara-saudara!
Tuhan akan melindungi kita sekalian.
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
Merdeka..........!!!!!"

Masih ingatkah atau taukah dengan pidato tersebut?


Yup...pidato Bung Tomo

Taukah anda jika Bung Tomo yang merupakan ikon perjuangan Arek-Arek Suroboyo melawan penjajah pada tahun 1945 sehingga tiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan dan menjadikan Surabaya sebagai Kota Pahlawan baru ditetapkan atau menjadi Pahlawan Nasional tepat pada satu tahun yang lalu tepatnya tahun 2008???

Ternyata untuk menjadi seorang pahlawan yang diakui oleh negara tidak hanya cukup dengan mengorbankan seluruh jiwa dan raganya…

Nama Bung Tomo sebenarnya sudah berkali-kali diusulkan menjadi pahlawan. Baik oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur maupun DPRD Jatim. Namun, pemerintah, rupanya, tidak menggubris usul tersebut. Padahal, dalam sejarah kemerdekaan, nama Bung Tomo menjadi ikon hari pahlawan, sebagai tokoh utama dalam pertempuran 10 November 1945 di Hotel Oranye, Surabaya.

Tapi bagaimanapun juga, bagi masyarakat Surabaya dan Indonesia pada umumny, Bung Tomo lebih dari sekedar pahlawan…pahlawan yang tidak perlu penghargaan…pahlawan yang bersedia mati demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia…dan pahlawan yang selalu ada di setiap hati rakyat Indonesia.

Dan sebenarnya yang namanya Pahlawan itu tidak dilahirkan...tetapi seorang Pahlawan itu diciptakan. Diciptakan oleh keadaan yang memang memaksa. Kita tau bagaimana pada saat jaman penjajahan banyak sekali munculnya orang-orang yang dengan gagah berani melawan penjajah...pertanyaannya: Apakah orang-orang tersebut murni karena ingin menjadi pahlawan atau secara tak sengaja memanggul senjata dan dengan gagah berani melawan penjajah yang merebut wilayahnya?

Ambil contoh Pangeran Diponegoro. Awal mula Pangeran Diponegoro melawan Belanda disebabkan masalah pribadi, yaitu ketika Belanda dengan seenaknya mencabut patok yang menjadi wilayah (tanah) leluhurnya, sehingga Diponegoro berusaha merebut kembali dan melebar dengan perjuangan melawan penjajah. Jadi kalau boleh menyimpulkan, asalkan mengangkat senjata, melawan penjajah maka suatu saat layak disebut pahlawan meskipun tujuan mengangkat senjata itu hanya urusan pribadi sekalipun...

Tapi jujur...betapa susah dan ribetnya jika ingin menjadi Pahlawan Nasional. Ada beberapa tahapan yang dilakukan pemerintah dalam menetapkan seorang tersebut pantas tidaknya menjadi Pahlawan Nasional, bahkan seperti Bung Tomo pun harus menunggu berpuluh-puluh tahun.

Dalam UU No. 33 Prps tahun 1964, ada tujuh syarat administratif yang menjadi kriteria yang harus dipenuhi, yaitu:
  1. Warga Negara Indonesia yang telah meninggal dunia dan semasa hidupnya :
    • Telah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik / perjuangan dalam bidang lain mencapai / merebut / mempertahankan / mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
    • Telah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara.
    • Telah menghasilkan karya besar yang mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia.
  2. Pengabdian dan Perjuangan yang dilakukannya berlangsung hampir sepanjang hidupnya (tidak sesaat) dan melebihi tugas yang diembannya.
  3. Perjuangan yang dilakukannya mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional.
  4. Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan/ nasionalisme yang tinggi,
  5. Memiliki akhlak dan moral yang tinggi.
  6. Tidak menyerah pada lawan / musuh dalam perjuangannya.
  7. Dalam riwayat hidupnya tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang dapat merusak nilai perjuangannya.
Tapi syarat-syarat tersebut bisa kita sederhanakan menjadi seperti ini:
Syarat-syarat menjadi seorang pahlawan:
  1. Rela Berkorban Demi Negara

    Ex: Pangeran Diponegoro yang bersedia mati dan melawan penjajah hingga titik darah penghabisan

  2. Lolos Administrasi

    ribet Untuk mendapatkan gelar kepahlawanan harus melewati tahap-tahap tertentu. Pertama harus diusulkan atau mengajukan permohonan. Alur proses pengusulan adalah sepenuhnya dari masyarakat atau perwakilan masyarakat seperti organisasi masyarakat, organisasi sosial, ataupun pemerintah daerah. Setelah itu, syarat lainnya, nama yang diajukan tersebut harus diseminarkan. Tentunya didukung data-data valid mengenai sejarah dan jasa-jasanya dan untuk mengetahui, apakah ada pihak yang berkeberatan dengan pengangkatan tersebut. Dari situ kemudian diusulkan kepada Badan Pembina Pahlawan Pusat yang bersifat independen untuk diserahkan kepada Departemen Sosial.

  3. Mempunyai Pangkat Yang Tinggi

    Demo Veteran Pernah gak dengar anak buahnya Jenderal Sudirman yang ikut berperang atau yang ikut membawa tandu mati dalam peperangan mendapat gelar pahlawan? Kalo veteran iya…(itupun kalo dia terdaftar)..(pahlawan dengan veteran beda gak sih??)

  4. Memakai Kostum Unik

    pahlawan bertopengEx: Pahlawan Bertopeng

  5. Jangan Bertingkah Konyol

    zidane-materazzi1Ex: Zinedine Zidane yang merupakan pahlawan kesebelasan Perancis melakukan tindakan bodoh saat final World Cup 2006 dengan menanduk dada Marco Materazzi ketika Perancis bertemu Italia… Pada pagi harinya muncul tulisan begini di headline: “Zizou…From Hero to Zero”.

  6. Harus Mati

    dscn469911Yup…Harus mati…

2 comments:

  1. kesimpulannya..apapun alasannya kita harus mengakhiri nyawa kita baru disebut "pahlawan"..

    pahlawan ngga harus melalui persyaratan apapun yg notebene sangat formal..

    pahlawan bukanlah pekerjaan yg sulit

    pahlawan ngga harus memiliki tanda jasa di dadanya..

    pahlawan adalah dia yg sangat berpengaruh positif dalam setiap kehidupanya atau orang lain..

    ...bro...ayah kita juga pahlawan,pahlawan bagi keluarganya...

    kelak kita juga jadi pahlawan...bahkan sebelum kita tiada...

    ReplyDelete