Pages

Saturday, November 19, 2011

Ummm...

Jika ada yang menganggap kedamaian hanya ada dalam lagu Imagine-nya John Lennon, itu tidak sepenuhnya benar. Coba kawan datang ke kampungku jam 10 malam, sunyi sepi, hanya terdengar suara jangkrik (bacanya gak usah pake tanda seru ya..) dan angin malam yang mendesis. Itu juga dinamakan kedamaian lho…apalagi jika sore harinya turun hujan, aroma segarnya masih membekas, dan coba lihat ke atas, hamparan bintang berserakan di angkasa..wow..

Dan kedamaian yang paling hakiki tentu saja ketika aroma kopi menyeruak masuk kedalam hidung seperti sekarang ini..hehehe. Inilah saat paling indah kawan..menikmati secangkir kopi ditemani semilir angin nan syahdu. Tapi jujur kali ini pikiranku lagi buntu mau nulis apa? mungkin gara-gara semalam kejedot pintu kamar mandi aku jadi tidak punya ide untuk meng-update blogku dengan tulisan-tulisan gombal..grrrhh menyebalkan..

Baiklah untuk menghabiskan waktu kuceritakan saja tentang masa kecilku di Hom Swit Hom ini. Karena jujur saja ketika berada di rumah seperti sekarang ini, aku selalu teringat masa-masa kecilku. Kenakalan dan kejahilan bersama teman-teman kecilku menciptakan kenangan yang menakjubkan.

Bayangkan saja, aku menghabiskan masa kecilku di sebuah barak militer nan jauh disana. Sebuah tempat yang dikelilingi hutan, persawahan dan perkampungan dengan kondisi geografis yang berbukit-bukit. Dengan keadaan alam seperti itu, tentu saja alam bermurah hati dengan menyajikan pemandangan yang menakjubkan. Hamparan persawahan membentang dengan latar belakang pegunungan yang terlihat samar-samar di sebelah Timur di pagi hari, pohon Cemara berseling pohon Jambu Mente berjejar sepanjang jalan yang menanjak, serta di sebelah Barat tersaji pemandangan hutan Jati dan pemukiman penduduk yang nampak dari ketinggian.

Percaya atau tidak semasa kecil kami membentuk kelompok bernama BOBIA (Best Of the Best Internasional Association) hahahahah.. Kenapa pake nama itu mungkin dulu kakakku tergila-gila dengan film Best of the Best-nya Andy Lau. Asal tau saja kita punya markas juga lho.. markas kita disebuah Radar yang sudah tidak terpakai lagi. Agenda kita tentu saja menjelajahi wilayah sekitar.  Berjalan melewati pematang sawah, naik turun bukit, berlarian dipadang rumput, melompat-lompat menangkap Kupu-kupu atau Capung, hingga hal-hal tidak terpuji yang tidak boleh ditiru oleh generasi muda seperti mengambili ketela dan jagung milik petani setempat lalu membakarnya, merobohkan gubuk dan menebas pohon-pohon ketela dengan pedang-pedangan dari kayu..hahahahaha..

Dan setiap tempat yang kita temukan dan kita anggap menakjubkan kita selalu memberi nama, Ini dia nama-nama tersebut yang masih kuiingat:

1. Terowongan Lorong Waktu
Ini terletak di ujung Lapangan Upacara, sebenarnya ini hanya jalanan setapak yang kiri kanannya ditumbuhi tumbuhan perdu dan alang-alang yang rimbun menyerupai terowongan. Seolah melewati lorong waktu sampai diujung sana kita akan mendapati hamparan padang rumput yang luas.

2. Lembah Kupu-Kupu
Kurang lebih 200m sebelah timur Lorong Waktu. Sebuah padang rumput yang luas dengan ratusan / ribuan kupu-kupu beterbangan

3. Gurun Selancar
Gundukan tanah berkapur di sebelah utara rumah Pak Sumadi, sering kita buat perosotan.

4. Padang Golf
Padang rumput berbukit ditumbuhi pohon Waru, terletak di sebelah Barat dekat Letter L.

Ada beberapa lagi sebenarnya, tapi aku sudah lupa namanya, misalnya setelah kita melewati Terowongan Lorong Waktu kearah utara, kita akan mendapati rimbunan bambu, ada setapak kecil yang menanjak..begitu kita melewatinya kita akan mendapati padang rumput yang sangat luas dan indah..

Hmmmm…..

Tapi sekarang tempat-tempat itu sudah tidak ada. Hutan-hutan ditebangi. Pun padang rumput dengan kupu-kupu berterbangan berganti menjadi areal persawahan. Miris.. :(

Jika Andrea Hirata menyebut Edensor sebagai negeri khayalan yang diciptakan untuk cinta sejatinya A Ling, maka tak berlebihan jika aku juga menyebut tempatku ini sebagai Edensor sebagai kenangan yang menakjubkan penuh kedamaian bersama kawan-kawan semasa kecilku. (Walaopun sekarang sudah tidak ada lagi)

Hehe

Sunday, November 13, 2011

Pelangi



Hujan..hujan..hujan..
Kepadamu coba dengar irama hujan.. Mengalir syahdu dari yang terdalam.
Butiran itu jatuh dan menggenang, lalu terkecipak ketika ribuan butiran lainnya menghujam.

"Coba lihat!! Wow..sajak-sajak mahabbah Haydes terlihat bercampur dalam butiran-butiran syahdu itu!!!"
"Tapi kenapa langit tetap panas, matahari tetap bersinar"
"Entahlah, mungkin penciptanya sedang meramu sebuah pelangi"
"Hmm pelangi ya? Apakah kamu juga dapat menciptakan pelangi untukku?"
"Untuk apa?"
"Aku menyukai pelangi, dulu sewaktu kecil aku ingin sekali menaiki dan meluncur di sebuah pelangi"
"Mudah saja, tapi bantu aku ya?"
"Caranya?"
"Kita hanya perlu mencampurkan setangkup air hujan dan segenggam sinar matahari dalam toples kaca"
"Oh iya? Wow..baiklah kalo begitu, karena aku sangat suka dengan hujan-hujan maka aku yang mengambil air hujannya ya? hahaha dan kamu bagian sinar mataharinya. okey"
"Baiklah, ayo kita mulai, tapi ingat pilih air hujan yang paling jernih biar hasilnya bagus"

"Sudah dapat air hujannya? Baiklah kita campur saja, tapi takarannya harus pas, agar warna bias yang dihasilkan  oleh toples kaca jadi lebih indah dan menghasilkan pelangi dengan presisi lengkungan yang sempurna"

-----------

"Loh?? Kenapa hasilnya tidak seperti yang kita harapkan?? Apakah takarannya kurang pas ya? setelah kuitung-itung sesuai kok perbandingannya? Apakah kamu tadi mencampurinya dengan zat-zat lain?"

"Hmmm..maaf itu salahku, aku tidak bisa mengumpulakan setangkup air hujan yang  jernih, jadi kucampuri saja air hujan yang kudapat dengan citrun biar kelihatan jernih, dan kucampuri dengan aneka pewarna, karena pikirku bukankah pelangi tampak indah apabila garis pembatas warnanya semakin jelas?  Tapi yang aku heran kenapa tidak hanya warnanya saja yang rusak? kenapa bentuknya juga rusak?"

"Entahlah..mungkin itu juga salahku.."

"Maksudmu?"

"Jujur saja aku tidak memakai sinar matahari yang kudapat hari ini, tapi yang kupakai adalah sinar matahari yang kusimpan musim panas lalu. Dulu aku juga pernah membuat pelangi dengan seorang dewi. Aku mencintainya dan dia sangat menggilai pelangi seperti kamu. Jadi aku selalu menyimpan sinar matahari dalam toples agar ketika dia meminta sebuah pelangi aku dapat membuatnya. Dan ketika dia pergi sisa matahari itu masih ada. Karena dulu hasilnya sangat bagus jadi aku pakai saja hari ini untuk membuat pelangi denganmu. Maafkan aku. Seharusnya aku membuang jauh-jauh masa lalu ku"

"Ya sudah..kita buat pelangi baru lagi yuk? aku janji aku akan jujur dengan mengambil butiran air hujan paling jernih. Dan kamu..harus janji ya membuang jauh-jauh sinar matahari itu dan menggantinya dengan sinar matahari yang baru"

"Hahaha baiklah.. Hei itu..disebelah sana hujan turun dengan deras..lekas ambil butiran yang paling jernih sebelum reda. Sementara aku disini menyaring sinar matahari yang masih terik.."

-----

Dear Vanilla

Huhh..betapa aku sangat menyukai wanita yang menggilai hujan dan pelangi sepertimu. Akan aku buatkan pelangi yang paling indah buatmu, tidak hanya dengan setangkup air hujan dan sinar matahari dengan kualitas yang paling bagus, tapi dengan kejujuran dan kesanggupan untuk memulai hidup baru dengan membuang jauh-jauh masa lalu. Aku berharap kepada Yang Maha Tinggi untuk menciptakan kepada kami sebuah langit yang cerah mengharu biru, agar pelangi yang tercipta menjadi semakin indah.



Yours

Caramel




------

Papang Dany R

13 Nov 2011

Friday, November 4, 2011

Caramel and Vanilla

Pagi itu kamu tidak berada di sisiku ketika aku bangun dari tidur.
Aku hanya mendapati secarik kertas tertempel di pintu kulkas.

“Aku lelah dengan ini semua, beri aku waktu untuk menenangkan pikiran”
---

Vanilla

Apakah kamu bosan dengan semua ini?
Aku tidak pernah melarangmu untuk terbang bebas kemanapun kamu suka, tapi kita sudah berjanji untuk selalu bersama, jadi jika kau ingin menjelajah kemanapun kamu mau, ayo kita lakukan bersama.

Bukankah kita sedang menyelesaikan dunia kecil yang sedang kita buat? Dunia dimana tanpa ada seorangpun yang bisa memasukinya. Bukankah saat ini kita sedang sibuk berpikir mengenai takaran isi yang pas untuk dunia itu? Apakah lebih banyak diisi hamparan pantai atau jajaran pegunungan, padang savanah atau hutan hujan tropis?

Sayang…aku hanya ingin menghabiskan hidupku denganmu disana. Menjadi teman pembuka dan penutup hari-harimu, menyuapimu di kala sakit, menggendongmu ke kamar mandi ketika nanti kamu sudah renta tak mampu berjalan, dan tetap berada disitu menemanimu, tak akan kemana-mana.
Di dunia kecil yang kita buat, just you and me..

Yours
Caramel

Mendung

Sore bergelayut mendung, Secangkir Kopi duduk terdiam di beranda kamar. Menatap jauh ke gumpalan awan. Perlahan terpejam terbuai nyanyian semilir sepoi angin. Aroma gerimis pertama bulan Oktober di daerah nan jauh disana tercium, mengalir lembut menenangkan syaraf.

Kepadamu..
Kepadamu aku tuliskan sajak rindu
Mengalun renyuh diantara teduh
Bukankah engkau sendiri yang membangun tembok angkuh?

Semesta menyambut seraya senyum ranum hijau daun
Ketika mata saling bertatapan dan jari jemari tak sengaja bersentuhan
Sajak-sajak mahabbah berhamburan
Turun deras dari awan mendung yang tersibak
Rekah bunga musim semi pun tumbuh di tembok angkuh yang perlahan retak

Langit tak lagi pekat
Tapi mengharu biru
Bersemburat ungu

----------

Kepadamu
Jika nanti kamu disana rindu padaku
Sebut namaku 50 kali
Nanti tak rindu lagi

Saturday, October 8, 2011

Hujan Pertama

Hari ini hujan gak ya?
Jujur aku sangat mengharapkan hari ini hujan. Kenapa? karena semenjak kecil aku telah menandai efek dari sebuah turunnya hujan pertama.

Jadi jika hujan pertama turun pada awal bulan Oktober (tanggal 1-10 Oktober) dan terjadi pada sore hari, maka biasanya hujan akan mengguyur rutin setiap hari sesudahnya. Mengguyur antara jam 3 sore dan mulai reda menjelang pukul 4 sore. Mengguyur teratur dan lembut, seirama semilir angin, dan beraroma menyegarkan. Sesudah itu perlahan awan mendung tersibak berganti langit biru. Matahari menyinari dahan-dahan yang masih basah. Burung-burung kembali berkicau dan terbang.

Bunga-bunga Daffodil yang tumbuh liar sepanjang jalan kampung akan mekar kuning bersamaan. Rerumputan menghijau. Pun demikian dengan padi yang akan dipanen tepat waktu, bahkan pernah beberapa tahun lalu sempat panen dua kali. Mendadak semua orang menjadi riang gembira.

Biasanya dulu setelah hujan reda, aku dan teman-teman berlarian menyusuri jalanan kampung yang masih basah, lalu dengan isengnya aku goyangkan dahan-dahan pohon yang masih basah hingga membuat temanku yang dibawahnya basah. Lalu kami berebut jalan menyusuri parit kecil yang masih deras dialiri air hujan, membuat kapal-kapalan dari pelepah pisang dan beradu cepat hingga ke bantaran danau. Disana kami duduk bersidekap memandang Bangau-Bangau yang berenang kesana-kemari..
Kampungku begitu mempesona, seolah-olah surga dipindahkan ke kampungku.

Dan hujan syahdu itu akan berangsur lenyap hingga akhir Maret. Awal April hujan lenyap seketika. Tapi, di warung kopi masih bisa kita dengar orang-orang bercerita tentang pengalaman menakjubkan mereka sepanjang musim penghujan tersebut.

Namun jika hujan pertama tidak turun di awal bulan Oktober (walau telat barang satu hari) maka alam dipastikan kacau balau. Hujan turun tidak teratur, kadang pagi hari merepotkan orang yang hendak berangkat kerja, kadang turun malam hari merepotkan orang yang hendak ke masjid. Kadang menyebabkan banjir dan merugikan petani dan padi-padi mereka. Pun demikian dengan waktunya, kadang kala sepanjang hari namun adakalanya sebentar tak sampai 10 menit sehingga menbuat ibu-ibu jengkel karena tergopoh-gopoh mengambil jemuaran mereka.

Itulah kawan kenapa aku mengharapkan hujan turun sore ini. Hufff..tinggal 2 hari ya? kalo gak turun dalam dua hari ini gak kebayang deh.. :(

Thursday, October 6, 2011

Episode Sunyi

Hari ini akhirnya pulang juga, setelah sedari kemarin antara niat, hati, dan fisik, beradu argumen untuk memutuskan pulang ato tidak. Dan seperti biasa, mula-mula sampai depan rumah biasa saja, namun ketika membuka pintu suasana sunyi lenyi langsung menyergap. Ngilu sekali dada ini merasakan pemandangan rumah seperti ini. Aku hempaskan tubuhku di sofa ruang tamu, memandang kosong langit-langit dan menatap lama-lama foto-foto ayah yang terpajang di tembok.

Lagu-lagu lawas milik The Beatles terdengar dari rumah sebelah. Agak heran juga sebenarnya, karena tadi aku lihat rumah tetangga sebelah ramai, kursi-kursi berjejar, dan tenda parasut yang biasa digunakan untuk terjun payung terpasang. Oh iya aku baru ingat, sekarang tanggal 18, hari ini ada reunian alumni Nanggala India. Sekedar informasi, Nenggala India adalah suatu pendidikan  calon bintara teknik udara di India. Waktu itu sebanyak 1.690 siswa calon bintara teknik TNI AU dikirim secara bergelombang dari tahun 1960-1962 ke Bangalore dan Madras, India.

Aku jadi ingat ayah...
Meskipun beliau bukan salah satu dari almuni tersebut, tapi alangkah senangnya beliau jika bisa bertemu dengan senior-seniornya..
Seandainya beliau masih ada..

Ahhh..seandainya beliau masih ada...seandainya beliau masih ada...
Kenapa kalimat "seandainya beliau masih ada" selalu muncul di kepalaku ketika aku melihat kebahagiaan yang dirasakan orang lain? Aku cemburu pada mereka kah?

Tubuhku semakin dalam merebah di sofa dengan mata terpejam. Sayup-sayup terdengar derai tawa dan senandung lagu lawas mereka, membuat dada ini semakin ngilu saja..

Ya ampun Gusti
Ampunilah hambaMu ini..

Ngomong-nomong Soal Warung Kopi

Datang dan pergi tanpa permisi,
Apa rencana untuk mengisi weekend? gak ada, kecuali bersepeda, ngopi, Ngopi, dan ngopi.

Kali ini ngopi saya ditemani dengan Roti Berbedak Gula Halus (IDR 700an).
Tidak seperti biasanya, saya mencoba ngopi di Warung Kopi yang jaraknya lebih dekat dengan kost-an saya. Dan ternyata di sini lebih menyenangkan. Warungnya lebih kecil, sederhana, tapi bersahaja. Pemiliknya bertampang sangar, tubuhnya hitam, kekar, dan bertato di sekujur lengannya, tapi ramah. Setiap  orang-orang yang lewat selalu menyapanya.

Ngomong-ngomong soal Warung Kopi.
Di kota ini banyak sekali Warung Kopi bertebaran, tidak seperti di Jogja dimana disana Angkringan selalu ada di setiap gang-gang masuk kampung,  tapi sesungguhnya semuanya baik Warkop maupun Angkringan memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai pembentuk social culture. Di Warung Kopi, orang dapat betah duduk berlama-lama. Orang yang tidak kenal menjadi kenal, dan yang sudah kenal menjadi semakin kenal. Karena itu kopi dibuat dengan air mendidih, agar ada jeda waktu agar kopi tersebut mencapai tingkat hangat untuk bisa diminum.

Ngopi di Warung Kopi tidak sekedar menyeruput air gula berwarna hitam pekat, karena tidak ada orang di muka bumi ini yang menjadikan minum kopi sebagai usaha untuk mengatasi rasa haus, tapi bagi mereka warung kopi adalah tempat pelarian akan kesusahan dan kegembiraan.
Secara  teknis jika orang sedang mengalami kesusahan mereka akan duduk diam, ketika kopi datang perlahan akan dihirupnya aroma kopi tersebut dan diseruputnya perlahan. Sesudah itu pasti dia akan membagi kesusahan itu dengan orang-orang lain sehingga kesusahannya akan berkurang. Jika orang tersebut adalah pribadi yang tertutup, cukuplah dia duduk diam di bangku pojok sambil menghirup aroma kopi, baginya itu juga sudah cukup untuk mengurangi kesediahan

Nah kawan, jangan lah kalian sekali-kali meremehkan warung kopi yang bertebaran di pinggir-pinggir jalan, karena tahukah kalian bahwa sebuah sejarah bisa lahir di tempat itu? sekarang coba pikir:
Apa yang mereka lakukan ketika hendak menyerang penjajah?
Apa yang mereka lakukan ketika hendak menculik para jenderal?
Apa yang mereka lakukan ketika sedang merencanakan kudeta?
Saya pikir semua itu diawali di warung kopi, bagaimana merencanakannya, menyusun teknis pelaksanaan, menyusun anggaran, membentuk aliansi, perekrutan, berbagi informasi, dan lain-lain. hahahah

Itulah kawan..
Kopi itu ibarat cinta, kadang saya membayangkan jika Tuhan menurunkan hujan kopi, semua orang akan keluar rumah, melompat kegirangan sambil menengadahkan tangan, semuanya mendapat segenggam...semakin lama semakin tak tergenggam..





Tuesday, August 16, 2011

Vanilla Ice Tea : Mimpi-Mimpi Pungguk

Rembulan termangu terang di atas pematang,
Bermuram durja Pungguk bersidekap pandang.
Tak kuasa atas terbang untuk menjumpai Rembulan.

“Lihat anakmu…seminggu kurus kerontang. Apa yang kau ajarkan padanya? macam orang gila…” kata ibu si Pungguk kepada ayah.
(Senyum simpul) “Hmmm..sudahlah ibu jangan kau khawatirkan dia”
Sejurus kemudian si ibu berteriak lantang memanggil
“Bujaaaaaaanggggg…masuuuukk!!!! Pulanglah kau nak… Kau pandangi rembulan tak akan jatuh dia..”

Sunyi
----------------

Ugghh Rembulan…
Siapakah namamu nona cantik?
Senyummu selalu ranum
Matamu selalu binar semunar
Wajahmu sinar gemebeyar

Aku selalu memohon kepada Yang Maha Tinggi agar muncul sayap-sayap dari ketiakku..kuncup..mengembang dan terbentang selebar sepuluh meter agar aku bisa terbang menemuimu..
Kata orang mustahil
Kataku itu masuk akal
Kata orang yang kujumpai di pasar, entah itu tukang ikan, tukang parkir, sampai preman pasar mengatakan aku sinting dan menderita sakit gila karena cinta.
Kataku cinta dan sakit gila berjalan hampir bersamaan.

Aku muak mendengar mereka meremahkanku.

Mulanya aku bekerja serabutan membersihkan kandang ayam milik Wak Haji Jupri, kuambili sedikit demi sedikit bulu ayam sebagai rencana awalku membuat sayap untuk terbang menemui Rembulan, kadangkala sesekali kucabut bulu si Jantan hingga pernah kepalaku dipatuknya ketika berjongkok waktu berusaha mencabut bulunya.

Karena kurasa hasilnya tak cukup memuaskan dan baru kusadari bahwa ayam tak bisa terbang, maka kuputuskan mencoba cara lain, yaitu berburu Alap-alap. Sungguh bukan main susahnya berburu bintang satu ini, untuk mencapai sarangnya saja aku harus berjalan seharian dan harus mendaki tebing lumayan terjal. Sampai di sarangnya pun aku masih disembur dengan ucapan sinis sang Alap-alap.

“Hai bujang…mau apa kau kesini?!!”
“Maaf Pak Cik Alap-alap, saya datang kesini untuk meminta bantuan Pak Cik, kalo boleh Pak Cik, saya meminta bulu sayap Pak Cik yang sakti mandra guna itu, untuk saya buat menjadi sepasang sayap yang akan saya gunakan untuk terbang ke bulan”
“Hahahahahaha anak muda…selama hidupku aku tidak pernah berjumpa dengan makhluk tolol dan menyedihkan sepertimu. Aku tidak mau!!!”
“Tolonglah Pak Cik..sayap itu sangat berarti untuk saya”
“Bodoh amat..”
Alap-alap tersebut terbang, tak banyak pikir aku melompat dan mencengkeram erat bulu ekornya..
“Hoi..lepaskan!!!!”
“Tidak mau, sebelum Pak Cik memberikan beberapa helai bulu”
“Dasar keras kepala!!!”

Alap-alap semakin terbang tinggi…lalu menukik dan terbang rendah, tubuhku yang lusuh diseretnya di jalanan berbatu. Entah kenapa tak ada rasa takut sedikipun aku dibuatnya dan aku semakin tak merasakan kesakitan. Kawan, inilah mungkin yang kata orang-orang disebut dengan Kekuatan Cinta Mengalahkan Segalanya.

Semakin dia menambah kecepatan terbangnya cengkeramanku di buku ekornya semakin erat membuatnya kesakitan lalu menggelepar-lepar di udara berusaha melepaskanku hingga ribuan bulu-bulunya berterbangan. Mataku terpejam hingga bulu yang kujadikan pegangan tercabut dan aku jatuh berguling-guling di gurun bebatuan.

Si Alap-alap berteriak memaki-maki dan terbang jauh karena kesakitan.
Mataku berbinar menyaksikan ribuan bulu Alap-alap kualitas super berserakan di gurun itu. Tiba-tiba kurasakan terbang ke bulan semakin dekat.
-------------

Semalaman aku menempelkan satu persatu helai bulu itu dengan lilin di rangka sayap yang telah kubuat sebelumnya. Aku mengikatkan sayap buatanku yang kucontek dari sayap terbang milik Icarus itu di kedua pergelangan tangan dan punggungku.

Usaha pertama, kunaiki sebuah tebing yang tinggi. Kukumpulkan keberanianku dan pada hitungan ketiga, aku melompat…sekuat tenaga mengepakkan sayap..dan…jatuh.

Usaha kedua, aku mengaitkan badanku kesebuah ketapel raksasa. Begitu pengait kulepaskan, aku terlontar jauh, sekuat tenaga aku kepakkan sayapku…dan..jatuh terguling-guling..

Usaha ketiga, aku menunggu angin barat bertiup kencang, begitu angin datang…kukembangkan sayapku..hasilnya…alih-alih aku bergerak sejengkalpun mataku malah kelilipan pasir pantai barat.

Berpuluh-puluh usaha terbangpun telah kucoba termasuk berdiri di sebuah papan yang kuletakkan diatas batu, lalu kulemparkan batu diujung papan lainnya sehingga aku terpental keatas, namun hasilnya juga sama. Jatuh terjerembab.

Putus asa aku dibuatnya, hingga di suatu waktu di tengah malam, di hadapan langit yang terbentang, bintang gemintang membisikkan kalimat yang membuatku terperangah.
“Bujang…engkau telah berusaha sekuat tenaga agar kau berhasil menjumpai sang Rembulan tetapi tidak berhasil, tidakkah kau berpikir bahwa engkau telah terbang menjumpainya?”

Heh??? Tiba-tiba lonceng dalam kepalaku berdentang keras.
Bahwa jika kita telah berusaha sekuat tenaga melakukan sesuatu, dan pada titik akhir hasilnya nihil, maka sebenarnya kita telah menemukan apa yang kita capai, yaitu kenyataan. Sepahit apapun keadaannya kita harus menghadapinya.

Begitulah kawan…aku sebagai Pungguk memang saat ini tidak ditakdirkan untuk bersama Rembulan. Aku tidak mempunyai sepasang sayap yang terbentang untuk menemuinya. Tetapi dengan mimpi yang terus hidup di kepalaku, kenyataan yang harus kuhadapi menjadi semakin nikmat.

Biru Langit Vanilla

Semilir pagi membuai bahana
Merujam di antara kicau-kicau sang Prenjak
Surya terbit senyum ranum hijau daun
Menyeruak diantara rimbunan ranting Jati meranggas

Uhhhh
Hati..dimanakah engkau?
Semenjak pagi ketika terbangun sama sekali ku tak melihat batang hidungmu?
Padahal semalam semangat sekali engkau menderu debar.
Bercerita tentang masa lalu yang lucu.
Bercerita tentang impian
Dan bercerita tentang apapun…

------------------
Pada hitungan detik yang entah keberapa
Tak terasa mobil yang kutumpangi mulai menjauh dari kota ini..
Berjalan meliuk-meliuk melewati hutan Jati yang meranggas, lalu mendaki sebuah lereng bukit yang landai dengan pemandangan menakjubkan.
Mulanya ujung tanjakan ditumbuhi rimbunan Jati yang rapat, ketika berbelok rimbunan itu tersibak dan serta merta membuatku terenyuh karena aku semakin menjauh dari kota tersebut.

Aku bergetar ketika kutengok ke belakang
Nun jauh disana aku melihat hatiku tersenyum ranum.

Lalu kusadari, bahwa hatiku tertinggal di kota itu.



Blora, 31 July 2011

Monday, July 4, 2011

Padang Pasir

Bukankah dulu sudah kubilang

Aku mengibaratkan aku berada di padang pasir yang panas dan sunyi
Dimana tidak ada seorangpun didekatku
Kesepian
Selalu sendiri

Dimana ketika aku haus..aku mencari sendiri sumber mata air
Dimana ketika aku tersengat panasnya matahari...aku mencari sendiri tempat berteduh
Selama itu pula aku hanya melihat bayangan semu pepohonan yang rindang dan air yang menggenang

Lalu kamu datang
Serta merta asa terajut dan mimpi membumbung
Bagaimana tidak..dengan melihatmu saja, seolah:
 

Kamu memberiku setangkup air dengan hiasan bias pelangi ketika aku haus
Kamu meneduhiku dengan senyuman ranum ketika hatiku tersengat terik
Dan kamu memberikan kerindangan lengkap dengan padang rumput dan kupu-kupu yang nyata, bukan fatamorgana seperti yang selama ini kurasakan.

Walau sesungguhnya kamu tidak benar-benar tersambut dengan perasaanku, karena tiap kali kalimat lugu kulontarkan selalu kau ludahi..
"Dasar perayu gombal.." katamu
Aku tetap tersenyum
Karena kuyakin bahwa segala penolakanmu akan luntur ketika terkikis oleh sang waktu

Hingga pada suatu ketika tanpa tedeng aling-aling sebuah kalimat terlontar dari bibirmu. Kalimat yang nyata-nyata telah memvonis apa yang kugambarkan tentang dirimu ternyata tak lain hanya fatamorgana belaka juga.

Diawali dengan kalimat : "Sudah...kita gak usah ketemuan lagi lah ya..."
Pun aku masih menjawabnya dengan tersenyum karena bagiku jumpa dan pisah hanya istilah.

Lagipula toh tidak ada salahnya jika aku kembali ke tempat semula, di Padang pasir yang panas. Karena disinilah tempatku.

-------------
Matahari yang tak pernah malas terus bersinar, terbit dari timur dan bergantian dengan rembulan serta bintang gemintang



Tetapi tetap saja kamu selalu hadir dalam hidupku, walau dalam hati ini selalu kuyakinkan bahwa merinduimu tak harus terlalu. Kalau perlu akan kutebalkan tembok pembatas ini, karena hanya akan menciptakan bongkahan luka.

Hingga pada suatu ketika dimana aku mulai terbiasa dengan keadaan ini, kamu menghubungiku, berbasa-basi sebentar lalu terucap kalimat:

"Seandainya aku datang kepadamu tapi bukan sebagai teman..apakah kamu mau menerimaku?"

Tahukah kawan, saat itu semesta menyambut, rembulan terbitkan senyum ranum hijau daun-daun, angin berderai mengutus awan menurunkan hujan sajak-sajak mahabbah.. Seketika itu tembok pembatas rindu yang kubangun roboh seiring dengan rekah-rekah bunga musim semi.

Aggrrrrhhhh!!!!!
Ada apa denganku?????
Kenapa dengan dia mudah saja aku menerbitkan asa dan membumbungkan mimpi
Walau aku tidak yakin kali ini fatamorgana atau bukan.




-------------------------
Sby, 29 Jun '11

Tulisan ini kutulis setelah aku menandaskan gelas kopi untuyk yang kelima di hari ini.
Itulah kawan akibat dari hari libur sendirian di kost-an..dan tentu saja efek gila yang ditimbulkan dari Kopi gelas ke-5.

Ggggrrrrhhhh....

Mengigau (Eps 1)

Kawan


Ini adalah hari terakhir kami di Srebenica, setelah sebelumnya 3 bulan lebih kami disini sebagai relawan dalam rangka pemulihan pasca konflik Bosnia-Serbia. Sungguh memilukan melihat akibat dari perang yang berlatar belakang politik, etnis dan agama ini.

Sempat kulihat sisa-sisa kepedihan itu. Puing-puing bangunan yang tersisa menjadi saksi bisu bagaimana ketika Serbia membombardir ibukota Sarajevo dan kota lainnya. Bagaimana gerilyawan Bosnia ditangkap dan disiksa dalam kamp – kamp konsentrasi. Anak-anak kecil di Srebenica dibantai, dan puluhan ribu wanita muda dan gadis kecil Bosnia diperkosa sebagai upaya pembersihan etnis.

Kondisi tentu berdampak buruk bagi kondisi psikis anak-anak.. karena itulah kami berada disini untuk memulihkan kondisi kejiwaan mereka.

Tapi sungguh aku sangat salut dengan ketabahan hati mereka. Aku yang selalu menitikkan air mata melihat keadaan mereka, mereka malah datang sambil senyum berderai menunjukkan kepada kami sarang burung prenjak berdasi. Aku disuruh membuka sarang tersebut dan kulihat seekor Prenjak kecil berdecit. Diraihnya Prenjak itu dan ditiup2 kepalanya. Perlahan Prenjak tersebut berkicau..dan terbang. Lalu mereka bersorak dan membentangkan tangan dan membiarkan tubuh ditiup angin sore..seolah-olah mereka merasakan kebebasan dari belenggu kesedihan dan mengatakan:
"Hai Dunia..inilah kami..kami sudah bebas..sambutlah kami!!!!"

Semakin melihat keceriaan mereka..mataku pun semakin sembab..
Anak-anak yang seharusnya kukasihani malah menghiburku dengan cara-cara yang tidak dapat kujelaskan..


Bosnia-Herzegovina
Musim semi 1996

Tuesday, June 14, 2011

Benteng Angkuh Itu Kini Berlubang

Datang sinar binar semunar
Padahal dulu awut semrawut
Tersenyum menawar ranum
Padahal dulu getir nyeri duri
Kenapa???
Sungguh pertanyaan yang tak kusanggup menjawabnya

Ketika dulu aku melihatmu memagari hatimu dengan tembok angkuh laksana Benteng Fort Rotterdam aku telah menyiapkan hati sekeras baja agar jiwaku ini tidak rubuh.
Ketika dulu aku mendengar suara dentuman palu ketika engkau menancapkan plang bertuliskan "AKU TIDAK AKAN PERNAH MENERIMA CINTAMU" di benteng angkuh itu, aku mati-matian telah berlatih ilmu ikhlas.

Kini ketika jiwaku telah kokoh dan hatiku tertopang ikhlas..
Engkau malah datang membawa setangkup senyum ranum dan pandangan bunar semunar.
Kenapa?
Sungguh pertanyaan yang tak kusanggup menjawabnya

-------------------------

Kepadamu..
Semenjak hatimu tertutup rapat untukku, kita memang lama tak bertemu
Hingga di pesta tadi ketika jari jemari kita bersentuhan saat berebut sendok acar dan setelah itu kulihat sesekali engkau diam-diam melirikku dengan tersipu senyum ranum..
Saat itu pula aku menangkap basah kamu tengah mengendap-endap melubangi benteng angkuh itu..dan memandangiku melalui lubang yang kau buat sendiri..

Kenapa?
Salahkah aku jika aku menebak jika sebenarnya kamu..
Menyukaiku..

Sajak Sang Pungguk Merindu Bulan

Sayapku sayap durja
Tak terkepak hanya tersibak
Kutuk mengutuk teruntuk diri
Hanya bisa rebah serah di bumi

Murung menjadi muring
Kala Bintang gemintang datang
Mengecup kuncup mesra
Bulan
Bulan pun tersenyum ranum

Kampret!!
Aku cemburu
Tapi rindu
Kalo cemburu kenapa rindu?
Kalo rindu kenapa menyiksa diri?

Cemburu

Malam itu Cemburu mengetuk pintu.
Berkacak pinggang menantang dengan sebilah parang.
Kukatakan padanya aku dapat menerimanya.
Tak digubris hatiku langsung diiris.

"Hei Cemburu..kau datang seenaknya membuat dada ini bergemuruh. Tak tau adat!!!"
"Kau pikir aku tercipta dari apa? Kau suka dia kan? makanya aku datang ketika kaulihat dia dengannya"
"Aku masih dalam dekap cahaya rela. Camkan itu baik-baik!!"
"Goblok..jadi orang jangan selalu nerimo..dasar munafik!"
"Diam! Jangan ajak aku masuk jurang keterpurukan. Tak sadarkah kau kehadiranmu di setiap hati yang kau hinggapi membuat kami buta dan kalap!!!

Sejak malam itu Sangkakala berbunyi nyaring.
Genderang perang antara aku dan Cemburu ditabuh bertalu-talu.
Aku muak dengannya.

Cemburu..
Tak ubahnya laksana benalu
Beginikah selalu hidupmu?
Menggerogoti hati hingga layu..

Dada gemuruh..di malam sunyi lenyi



-------------
(Menikmati suasana kamar kost baru, pagi menghadap mentari terbit. Malam leluasa melihat purnama. Hmmmm semoga terus memberikan inspirasi)

Sang Tamu

Hari ini aku kedatangan tamu...
Sejak kemarin tampaknya dia sudah hilir mudik disekitar rumah kami.
Siang hari dia sekelebat datang dan menghilang.
Malamnya langkahnya berat terhuyung-huyung berderap hingga kaca jendela kamar bergetar.

Subuh itu ibu membuka pintu belakang.
Tamu itu mengintip dibalik rimbunan pohon kebun belakang.
Tiba-tiba semuanya menjadi sunyi.
Hembusan angin berhenti.
Dedaunan sontak diam.
Jangkrik pun enggan berderik.
Sontak semuanya membisu.
Begitu sunyi.
Begitu seram.
Ibu takut serasa ada yang mengawasi..buru-buru menutup pintu.

Hari itu setelah berhari-hari mengawasi rumah kami, akhirnya tamu tersebut datang juga ke rumah.
Mulanya dia mengetuk pintu. Tapi tak kubukakan. Karena aku sibuk menyuapi ayah yang sedang sakit. Sambil bercanda aku memberinya semangat agar beliau lekas sembuh. Kuceritakan padanya tentang betapa lucunya anak-anak kucing liar yang bermain di pekarangan rumah. Kuperlihatkan pula sekumpulan burung Prenjak berdasi yang hinggap dan bersiul-siul di pohon mangga depan jendela. Saat itu aku melihat mata ayahku berbinar. Dan beliau tertawa.

Belum habis sepiring makanan itu...tamu itu dengan tidak sopannya masuk. Ketika ia melangkah, seakan udara bergelombang dilibas jubahnya yang berwarna hitam pekat. Dan tanpa permisi ia mengajak pergi ayahku yang sedang sakit. Aku katakan padanya jangan ajak ayahku. Tapi dia diam.

Sementara ayahku, ayahku melihatku dengan mata redup.
Senyuman antara enggan pergi dan tak kuasa menolak ajakan tamu itu terlihat jelas di tirus wajahnya.
Matanya yang redup semakin redup ketika mereka sampai diambang pintu.
"Ayah..aku mohon jangan ikut dengannya" pintaku dengan mata berlinang.

Dan mereka pun pergi.

Aku tak kuasa menerima tamu yang baru saja mengajak ayah. Karena aku yakin bahwa ia adalah Tamu yang tidak ada satu orangpun yang mempunyai kuasa untuk menolaknya. Tamu yang datang sekenanya dan pergi dengan membawa setangkup udara kehidupan ketika secercah harapan dan semangat untuk sembuh terus membuncah di balik mata ayah. Tamu yang ditakuti oleh seluruh umat manusia.

Sambil berlalu..lewat suara angin yang berdesir dia memperkenalkan dirinya dengan membisikkan nama yang berlinang kesenduan: Kematian.

Iya...Kematian



----------
Sby, 10 May 2011

♥"I realy2 miss u dad..so much"
♥Yours♥
♥Papang Dany R

Friday, May 6, 2011

Wilayah Abu-abu itu Bernama OSAMA


Sebuah wilayah abu-abu dimana putih bagi satu pihak dianggap hitam bagi pihak lain, begitu pula sebaliknya. Inilah kawan ketika terbunuhnya Osama Bin Laden masuk dalam wilayah abu-abu. Bagi Amerika dan sekutunya tentu kematian Osama merupakan prestasi terbesar sejak peristiwa perang melawan terorisme global dikobarkan. Bagi mereka Osama adalah musuh nomer wahid, tapi bagi para pengikutnya Osama adalah pahlawan besar.

Bagaimana kita bersikap?
Sebagai negara Indonesia terbunuhnya Osama setidaknya bisa membuat kita berbangga, pasalnya apa yang Osama lakukan, apa yang Osama ciptakan sedikit banyak membuat keutuhan negara kita terancam. Mulai dari Bom Bali hingga hingga peristiwa terorisme sesudah itu sedikit banyak berkaitan dengan Osama, mulai dari ideologi, strategi, maupun produk-produknya seperti Umar Patek, Hambali, Noordin, Azahari, dll (walapun setidaknya ini masih harus dibuktikan dengan penelitian lebih lanjut. Tapi saya yakin bahwa ada hubungan antara jaringan terorisme di Indonesia dengan Jarisme terorisme internasional).

Tapi di sisi lain kematian Osama mungkin juga sedikit banyak mengusik nurani kita sebagai warga dunia ketiga. Apa yang melatarbelakangi Osama melakukan perbuatan itu? Untuk apa mereka berjuang dengan cara itu? dll. Sebagai negara yang pernah ratusan tahun pernah dijajah tentu hati kita ngilu melihat negara kecil diperlakukan tidak adil, dibantai habis-habisan dan dikeruk kekayaannnya oleh negara besar. Anda tahu? Sebagai contoh Palestina tidak dibenarkan mendapatkan haknya sebagai sebuah negara yang merdeka, ketika pada tahun 1940an berdiri sebuah negara di tanah Palestina dan mendapat dukungan penuh dari negara-negara besar. Hal-hal semacam inilah yang membuat orang-orang seperti Osama lahir di muka bumi ini. Karena sesungguhnya mereka tidak diciptakan langsung ke bumi dengan wujud seperti ini. Tetapi kondisi dan situasi di bumilah yang membentuk mereka. Perlu diingat bahwa Osama pernah menjadi sekutu dekat Amerika Serikat ketika mereka berperang dengan Uni Soviet di Afganistan.

Nah jadi kesimpulannya kita harus memilih satu diantara pilihan bagaimana seharusnya kita bersikap.
  1. Apakah dunia akan menjadi lebih damai sepeninggal orang-orang Osama? Tidak! Karena orang-orang yang memerangi Osama pun kadang juga membuat kekacauan di muka bumi ini.
  2. Apakah dunia juga akan menjadi damai jika orang-orang seperti Osama ini dibiarkan hidup? Tidak juga!

Hahahaha...memang susah ya memilih di wilayah abu-abu..

Sunday, May 1, 2011

Paguyupan Penikmat Kopi Tubruk

Malam ini aku minum kopi...
Lagi?? Yup!!!
Kopi di pagi hari ibarat sepotong cinta..
Kopi di siang hari ibarat setangkup semangat..
Dan kopi di malam adalah penutup dari hari yang menakjubkan.

Kopi hitam pekat dengan sejumput gula.
Pahit..kemudian seberkas rasa manis terasa di ujung tenggorokan.

Hmmm... Sepertinya jika keadaan negeri ini tidak lebih baik di masa yang akan datang, saya akan mengusulkan agar pemerintah memilih tanggal dan menjadikannya sebagai Hari Minum Kopi Nasional. Jikalau itu terlaksana saya yakin bangsa ini akan damai, berkembang dan maju. Bagaimana tidak...ketika Cinta dan Semangat dilebur kedalam cairan hitam pekat dan disruput panas-panas maka keinginan untuk maju akan mencapai level tinggi di ubun-ubun setiap insan di negeri ini.

Ato jika itu terlalu berlebihan bolehlah saya membentuk Paguyuban Penikmat Kopi Tubruk. Betapa menyenangkannya ketika di Minggu pagii berkumpul orang segala umur dan segala lapisan sambil menikmatii keajaiban berwarna hitam pekat tersebut. Sambil musik keroncong mengalun tentunya.

Tahukah kawan..selama ini aku membuat semacam riset awuran-awuran tentang kehebatan kopi yang sakti mandra guna dan menggetarkan dunia pesilatan. Baru tiga sih kehebatan kopi yang kutemukan. Tetapi jika paguyupan itu terbentuk saya yakin kehebatan kopi akan tersibak satu persatu.

Tahukah kawan kehebatan apa yang dimiliki kopi tersebut?
  1. Kopi adalah bentuk nyata dari apa yang dinamakan dengan Cinta Sejati. Bayangkan saja ketika engkau dikhianati oleh cinta, dijauhi kawan, ditipu mentah-mentah rentenir, dizalimi penguasa...kopi akan selalu tetap hangat menantimu. Dia akan tetap tenang di dalam cangkir. Menantimu..
  2. Kopi ibarat magnet dari terciptanya kehidupan sosial. Tanpanya orang tidak akan betah duduk berlama2 di warung kopi. Tanpa nya orang tidak akan mengobrol ngalur ngidul...mungkin akan membisu.. Dan tanpa nya pula kehidupan sosial tidak akan pernah ada..
  3. Percayah anda jika semua sejarah di dunia ini di mulai dari segelas kopi?? Apa yang mereka lakukan ketika hendak menyerang penjajah? Minum kopi...Apa yang mereka lakukan ketika hendak menculik para jenderal? Minum kopi.. Apa yang mereka lakukan ketika sedang merencanakan kudeta? Minum kopi. Nah kan???
---------------


Tak terasa secangkir kopi ku telah tandas..
Hmmmm...nikmat tak terperi..
Jadi kawan..kapan kita akan bentuk Paguyuban itu??

Thursday, April 21, 2011

Bulan Terang Di Atas Pematang

Hurrraayy BULAN PURNAMA!!!!
Elok sekali engkau Rembulan.
Teringat dulu aku pas SD pernah baca buku berjudul "Bulan Terang Di Atas Pematang". Seperti inikah wujudmu dulu sehingga menginspirasi penulis buku itu?

hening..

Halo???? Hai Rembulan tak kau jawab pertanyaanku tadi!!!!
Ah angkuh sekali engkau diatas sana?

hening..

Huh muak aku denganmu Rembulan.
Sombong nian tabiatmu.

Tahukah engkau Rembulan? Sesungguhnya kalo diperhatikan engkau tidaklah seindah yang orang2 bicarakan.
Kau pikir engkau dapat menghipnotis orang dengan keindahanmu dan cahaya terangmu???
Salah Rembulan...
Kami orang2 Bumi sudah tahu kalo ternyata permukaanmu tidaklah seelok apa yang engkau perlihatkan kepada kami!!!
Dan kami juga tau kalo tidak karena kebaikan Sang Matahari meminjamkan sinarnya sehingga engkau pantulkan kamu hanyalah seonggok benda langit yang redup!

Bayangkan jika kau redup..
Tidak akan ada bait puisi yang menceritakan keindahanmu.
Tidak akan ada lirik lagu berisi pujian keelokanmu.
Tidak ada pula keceriaan anak-anak kecil bermain dibawah terang sinarmu.
Maka janganlah engkau berbangga dengan apa yang kamu perbuat selama ini tiap tanggal lima belas.

Rembulan...
Aku mengibaratkan engkau itu seperti PENYIHIR!!!
Yup penyihir..
Entah jampi-jampi apa yang kau tiupkan pada orang yang sedang kasmaran sehingga ia begitu sangat memuja-muja keindahanmu. Tahukah engkau...Cinta bagi kami adalah penyakit mental yang serius dan efek dari cinta adalah imajinasi yang berujung pada GILA. Jadi tak usahlah engkau keluar jika ada orang yang sedang kasmaran karena engkau hanya akan memperkeruh suasana saja..

Rembulan...
Aku juga tak salah jika aku menyebutmu JAHAT!
Yup jahat..
Tak punya setitik hati kah engkau pada binatang malang bernama PUNGGUK??? Engkau tau dia lah yang selama hidupnya sepanjang umurnya selalu merindukanmu. Hinggap di dahan pohon..melolong menyanyikan lagu2 rindu yang menyayat2 hati. Dan engkau tetap saja angkuh dilangit sana.
Turunlah engkau!!!
Hampirilah si Pungguk..
Katakan sejujurnya walopun itu menyakiti hatinya...tapi setidaknya kutukan "Bagai Pungguk Merindukan Bulan" akan berakhir.

Rembulan...
Rasanya tak tahan jika aku tak menyebutmu TAK BERPERASAAN!!!
Ingatkah engkau apa yang kau perbuat tempo hari.
Kau menamakan dirimu SUPERMOON.
Apa sih yang ada dalam otakmu saat itu???
Pamerkah engkau??? Engkau pikir kami akan terkesima dan memuja-muja keindahanmu?
Lihatlah disana wahai Rembulan...di pesisir.
Karena ulahmu saat itu nelayan pesisir enggan melaut karena air pasang yang engkau timbulkan.
Dapatkah engkau hitung kerugian ekonomi mereka karena perbuatanmu??



Hahahahahahahaha...
Engkau marah ya Rembulan???
Salah sendiri...kenapa engkau tak jawab pertanyaanku tentang Bulan Terang Di Atas Pematang tadi??

Hening..

Ckckckck..
Huhh!!! Terserahlah...suka-sukalah engkau disana...

Friday, April 1, 2011

Birthday = Early Warning

01 April 2011

Hari ini aku ulang tahun..
Tidak ada perayan..
Tidak ada acara menunggu sampe jam 12 malem tet..
Tidak ada apapun..

Hambar kah???? Tidak!!!!
Teman-teman memberiku ucapan selamat.
Tapi justru itulah yang membuatku bahagia bukan main. Suatu bukti bahwa kita itu ada.
Dan terakhir adalah kado terindah yang kudapat di pantry sore tadi: Sebungkus roti keju dari seorang kawan...hahaha Ingin sekali aku melaminating ato memberi pigura pada roti tersebut sebagai kenang2an tak ternilai. Hahahahaha

Entahlah kawan bagaimana kalian menilai arti dari sebuah hari ulang tahun. Di dunia ini ada dua golongan orang tentang bagaimana mengartikan sebuah hari ulang tahun ato hari kelahiran.

Pertama adalah golongan Protagonis.
Golongan ini sangat menghargai kehidupan. Sebuah kelahiran adalah sebuah karunia dari kebesaran Tuhan, maka perayaan terhadap kebesaran Tuhan mutlak dilakukan. Orang yang memegang filosofi seperti ini bisa kita jumpai pada dukun bayi. Dimana ketika jabang bayi berhasil dikeluarkan dari mulut rahim, bersoraklah ia seolah menyaksikan mercon bantingan yang melesat-lesat di langit.

Kedua adalah golongan si Antagonis.
Bagi mereka, si Antagonis, kelahiran adalah keputusan akhir tanpa negosiasi. Celakanya bagi mereka berpendapat bahwa selamatlah manusia jika tidak pernah dilahirkan. Mereka ini biasanya terdiri dari golongan putus asa yang mendapat cobaan hidup tak terperi. Filosofi ini dipegang oleh seseorang yang bernama Helios. Kenalkah kalian dengan Helios?? Jika kawan telah membaca cerita ku yang lalu pasti kenal dengan Helios. Panglima Perang yang semula gagah berubah menjadi monster karena kutukan penyihir jahat. Sepanjang sisa hidupnya dia selalu menyumpahi dan mengutuki hidupnya.

Sedangkan aku??? tidak keduanya!!!!
Aku malah menganggapnya itu sebagai hari pengingat..
"Oh iya ajal semakin dekat..aku harus lakukan sesuatu.." itulah yang kupikirkan ketika hari ulang tahun ku tiba.

Nah..tapi dua tahun ini..hari kelahiranku tidak hanya sebagai hari pengingat umur saja. Ada hal lain lagi, semacam early warning bagi sebuah peristiwa besar yang mengubah hidupku. Hari ulang tahunku 1 April ini hampir berdekatan dengan hari wafatnya Papahku. Jadi ketika ulang tahun tiba..bukan hari ulang tahunku yang kuanggap penting, tapi hari sesudah hari ulang tahunku itu.

Jadi bisa diartikan bahwa aku menganggap hari kelahiran itu adalah hari dimana kita diingatkan oleh hari kematian.
Semacam Tsunami early warning di lautan pasifik gitu lah..

Nah pelajaran moral yang bisa kita petik dari sini adalah janganlah kawan menjadi dukun bayi, karena bagi mereka sebuah kelahiran adalah berkah, maka mereka begitu senang jika banyak orang yang melahirkan. Padahal dengan kondisi negara seperti ini, tingkat kemiskinan semakin tinggi, kejahatan merajalela, inflasi terjun bebas, jaminan sosial entah kemana.. semestinya angka kelahiran ditekan. Jadi kesimpulannya dukun bayi bukanlah profesi yang tepat untuk sekarang ini.

Hahahaha..bukan itu pelajaran moralnya.
Bercanda kawan..pissss

Terserah dikau kawan menilai hari kelahiran itu..
Yang penting aku mohon doanya agar di sisa umur ini aku diberikan kebaikan..
Okay..

Teori Cinta Macam Apa Pula Ini

Sedari dulu hatinya memang seperti benteng Fort Knox.
Keras, kokoh, dan nyaris tanpa celah untukku.
Aku yakin sekali jika dinding hatinya tertutupi dan terlapisi beton setebal dua jengkal.

Belum lagi matanya...
Tahukah kawan? Aku sering menduga dalam pikiranku jika dia telah dianugerahi oleh Yang Maha Kuasa sebuah mukjizat berupa pengelihatan bionic. Pengelihatan dimana ketika aku melintas di depannya seolah pandangannya menerawang menembus tubuh dan tulangku sehingga seolah aku tak ada didepannya.
Tapi biarlah...

Uhhh..wanita berhati Fort Knox
Keras, kokoh, dan nyaris tanpa celah untukku.
Dengan apa aku bisa meluluhkanmu jika tidak dengan segenggam lumpur ini?
Karena inilah yang kupunya..

Tapi jangan kawan pikir dengan segenggam lumpur yang kulempar maka benteng kokoh itu itu akan roboh..
Tidak kawan..tidak..
Jangankan roboh.. bergeming pun pasti tidak..
Tapi setidaknya lumpur tersebut akan membekas.

Membekas dan akan selalu membekas dihatinya..


Uhhhh..wew

Saturday, February 12, 2011

Prajurit Profesional : Kupendam Sejak Kuliah

Begini...
Haha..saya tidak tau bagaimana kalimat awal dalam menulis subuah tulisan, jadi kuawali saja tulisan ini dengan kata "begini".

Begini..
Karena membaca sebuah blog seorang kawan yang isinya tentang Parajurit Pretorian, saya jadi tertarik untuk menulis pendapat saya yang sebenarnya berupa kritik terhadap definisi Prajurit Profesional menurut opa Almous Perlmutter.

Ini sudah lama sebenarnya kupendam semenjak kuliah dulu, tapi sumpah..dulu saya orangnya pemalu jadi ketika dosen berkata "Ada pertanyaan?" saya selalu menunduk takdzim..saat itu saya berkata dalam hati "semoga tidak ada yang bertanya biar kuliah ini cepat selesai dan pulang" hahahaha..

Lanjut ke topik.

Almous Perlmutter membagi prajurit militer kedalam 3 tipe, yaitu Prajurit Revolusioner, Prajurit Pretorian, dan Prajurit Profesional.

Nah di Prajurit Profesional ini, menurut opa Perlmutter prajurit militer hanya bertugas sebagai penjaga keamanan dan tidak dibenarkan masuk kedalam ranah politik. Prajurit pun harus mengakui supremasi dan otoritas sipil dalam merumuskan dan mengawasi implementasi kebijakan dalam bidang pertahanan. Dengan kata lain militer harus kembali ke barak.

Nah hal yang mengganjal bagi saya adalah bahwa saya berpendapat tidak ada yang namanya Prajurit Profesional seutuhnya seperti apa yang dikatakan opa Perlmutter. Prajurit Profesional hanya sebatas pemikiran, cita-cita dan keinginan dari Prajurit Pretorian.

Karena jika menyangkut masalah fungsi militer sebagai penjaga keamanan nasional, maka mau tidak mau militer harus ikut kedalam fungsi pembangunan nasional.

Jika demikian maka militer pun harus peduli dengan masalah-masalah politik. Apalagi jika legitimasi pemerintahan sipil sangat lemah, maka bukan tak mungkin semakin besar kecenderungan militer dalam mengontrol pembangunan nasional suatu negara. Artinya militer bagi saya mentok sampai Prajurit Pretorian, selebihnya Prajurit Profesional hanya sebatas impian.

Hahaha begitulah pendapat saya kawan.
Kalo salah mohon dikoreksi karena mata kuliah Militer Dalam Politik saya cuma dapet B yang artinya: Gak jago-jago amat.
hehehe

Surat Berbagi Pengalaman Untuk Rakyat Mesir

Daripada bengong mo nulis apa mending kutulis surat saja buat rakyat Mesir.. Yeah..walopun saya yakin orang-orang Mesir sono kagak ada yang baca tapi biarlah..toh unek-unek kalo gak dikeluarkan malah jadi penyakit. hehehe
Dan inilah surat yang kutulis itu:
--------------------------------

Dear Rakyat Mesir

Assalamu alaikum wr wb
Sebelumnya saya ucapkan selamat kepada rakyat Mesir yang telah berhasil memaksa presiden Mubarrak lengser dari tampuk kekuasaanya setelah berkuasa lebih dari 3 dekade. Hal ini menegaskan bahwa people power adalah kekuatan politik yang paling kuat.

Kawan...
Memaksa Presiden Mubarrak untuk turun merupakan harga mati bagi rakyat Mesir karena dirasa rezim tersebut telah berkuasa secara absolut dan seringkali mengabaikan pihak-pihak yang tidak sejalan dengan penguasa. Percayalah...saya mengerti apa yang ada didalam hati rakyat Mesir, karena di negara saya pun juga pernah mengalami hal yang sama beberapa tahun lalu. Maka dari itu kutulis surat ini agar bisa berbagi pengalaman dengan rakyat Mesir.

Kami pernah dipimpin oleh seorang presiden yang telah berkuasa selama 32 tahun. Selama itu pula beberapa pihak yang tidak sejalan dengan rezim yang berkuasa dikebiri, bahkan ada yang dicabut hak-hak nya sebagai warga negara. Tapi saya yakin bagi penguasa saat itu, itu tak lain adalah sebagai bentuk usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidup suatu negara, maka apapun dilakukannya walaupun pagi pihak lain itu adalah tindakan yang kejam. Bahkan pada masa itu praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme merajalela.

Sisi positifnya adalah, kami menjadi negara yang diperhitungkan oleh dunia internasional, dan negara mempunyai kewibawaan dan kekuatan atas rakyatnya. Bibit separatis dibantai sampai ke akar-akarnya dan tidak ada sejengkalpun tanah yang lepas dari negara kami.

Lalu ketika rezim tersebut runtuh, seakan negara kami kehilangan arah, dan sampai kini krisis yang melatar belakangi atau alasan yang digunakan beberapa pihak agar dapat menggulingkan rezim tersebut tak kunjung usai. Saya yakin bahwa penggagas reformasi dulu tidak mempunyai konsep yang jelas dalam merencanakan dan menjalankan suatu negara.

Coba bayangkan dengan alasan keterbukaan arus informasi, kami diam saja melihat moral generasi kita menjadi rusak.
Dengan alasan kebebasan berpendapat, munculah demo-demo separatis, gerakan radikal, mengkritik pemerintah seenak mereka bahkan membakar foto presiden, dimanakah wibawa pemerintah?
Intinya tanpa konsep reformasi yang matang, kami telah terprosok dalam lubang yang bernama IRONI REFORMASI.

Jadi saya berharap kepada Mesir yang baru ...belajarlah pengalaman dari negara saya. Karena konsep dalam menjalankan sebuah negara harus direncanakan secara matang.

Baiklah kawan, saya doakan semoga perjuangan dan pilihan rakyat Mesir dalam mengganti rezim Mubarrak adalah sebuah pilihan tepat dan dapat membuat Mesir menuju kearah yang lebih baik dan bukan sebaliknya.

Dan saya juga berharap agar kedepan dibawah pemerintahan baru, Mesir lebih pro kepada Palestine.

Baiklah kawan, semoga engkau sukses selalu dan selalu dalam lindungan-Nya
Akhir kata
Wasalamu alaikum wr wb


Feb 2011
Kawanmu selalu

Papang Dany Rumono
-Surabaya, Indonesia-

Engkau, Laut, dan Desa Khayalan

Laut...
Hamparan biru berdebur ombak putih..
Indah katanya..
Tapi kubenci setengah mati..

Laut..
Aku masih tidak habis pikir apa yang ada dalam pikiranmu. Kau renggut satu-satunya milikku. Milikku yang paling kucinta setengah mati sepanjang hidupku. Dan kau tetap saja angkuh dengan mendeburkan ombak-ombakmu macam orang tak berdosa.

----------------
Dia menyukai laut..keindahan bawah laut lebih tepatnya..
Katanya ketika berada dibawah laut dia merasa berada di sebuah desa khayalan.
Celah karang laksana jalanan berliku..
Terumbu laksana pohon-pohon pinus berseling pohon oak..
Aroma rumput laut menjelma menjadi sewangi bunga Astuaria yang tumbuh berjejar..
Belaian air laut berubah semilir lembut angin sejuk..
Indah tak terperi katanya..

"Aku ingin tinggal disana selamanya.." katanya suatu ketika
Tentu saja tak kugubris celotehannya...mana ada desa di dalam laut..

-----------------
Ketahulah...cintaku untuknya tak terbantahkan.
Dia lah bagian dari hidupku..salah satu mozaik hidupku..tanpanya aku bukanlah makhluk yang sempurna. Dan tanpa dia aku limbung..

Di setiap pesanku..kutuliskan bahwa aku mencintainya..
Kadang dia menggodaku dengan pesan berbunyi :
"walaupun aku mencintaimu..tapi kukira kita tidak akan pernah bersatu..hihihihi pisss..:)"
Dasar bandel..
Hahahaha..

----------------
Hari itu karena suatu hal..kami bertengkar...
Akhirnya kami sepakat untuk tak saling berhubungan untuk sementara waktu..
Aku tetap mencintainya..
Dan dia juga tetap mencintaiku.

---------------
2 Bulan kemudian

"Kamu masih mencintaiku?" (kataku dalam sms ku)
"Masih lah.."
"Masih apa?" (balasku)
"Masih mencintaimu tolol..!!!"
"Hihihihihi..kamu lagi dimana?"
"Aku dirumah aja. kamu?"
"Sama.."
(Untuk kali pertama aku berbohong kepadanya. Sebenarnya saat itu aku berada di lereng Gunung Mahameru. Melakukan pendakian bersama kawan-kawanku)

"Maukah kita kembali seperti dulu? aku benar2 merindukanmu" kataku kemudian
"Aku juga.."
"Minggu depan kita ketemu yuk?"
"Baiklah..atur saja :)"
"Bersediakah ketika kita bertemu nanti kita berjanji untuk selalu mencintai selamanya..dan hanya maut yang dapat memisahkan kita?"

(Dan dia tidak pernah membalas pesan tersebut)

---------------
Sore itu berita mengejutkan datang...
Berita yang membuat hatiku terguncang..
Dan rasa sesak memenuhi semua rongga di dadaku..
Mataku tiba-tiba gelap...
Harapan...
Semangat..
Semuanya hancur..
----------------

Ia ditemukan meninggal di kedalaman 40 m

----------------

Aku teringat malam sebelum kejadian tersebut..ternyata kita saling bohong. Kukatakan padanya bahwa aku berada dirumah, padahal aku sedang berada di lereng Mahameru. Begitu juga ketika dia mengatakan sedang di rumah padahal saat itu dia berada di kepulauan Lombok untuk diving di keesokan harinya.

---------------
Empat tahun berlalu...

Semenjak kepergiannya aku selalu rutin setiap minggu sekali untuk mengunjungi pusaranya...
Kuucapkan padanya bahwa aku benar-benar mencintainya..
Wanita yang kucintai sepanjang hidupku..

Hal yang membuat hatiku lebih sakit ketika kubaca puisi yang dia tulis malam itu..

Diam aku disini
Sunyi..
Sepi..

Tak terselamatkan aku
Di pojok hampa
Mencoba menggapai asa
Tak kutemukan

Sunyi..
Sepi..
Aku pun tenggelam
Dan menghilang

Kuyakin puisi itu adalah suatu pertanda.
Andaikan saat itu aku berada disana..akan kucari dia dan kugapai tangannya..
Tapi aku yakin dia sedang berbahagia disana...menemukan desa khayalannya. Desa yang ingin dia tinggali untuk selamanya.

Monday, January 24, 2011

Helios : Manusia Terbuang

Aku mengenal dia.
Penjagaku..guruku..dan sahabatku.
Helios.

Mozaik 1: HELIOS
Jabatannya bukan main-main..
Dialah Panglima Perang Divisi Timur..
Panglima Perang terhebat di kerajaan Avalon..
Panglima Helios.

Semula aku mengenal dia baik-baik saja.
Berbadan tegap..gagah..dan tampan tentu saja...
Apalagi ketika mengenakan jubah kebesaran militer ketika jamuan makan malam di istana. Semua mengerubunginya. Tak terkecuali para wanita yang sangat mengagumi ketampanannya.
Tempatnya terhormat
Disegani kawan maupun lawan
Tak terkecuali ayahku..Raja Avalon.
Dulu ayahku dan Helios pernah berperang bersama-sama.

Namun dalam suatu pertempuran dengan bangsa barbar di bumi Timur, Panglima Helios terluka dan kalah. Pasukan Barbar itu menggunakan kekuatan penyihir untuk mengalahkan pasukan Avalon pimpinan Helios. Bahkan salah satu penyihir tersebut memberi kutukan tak terperi bagi Helios.

Pasukan tercerai berai..
Helios terhuyung-huyung dan terjerembab ke tanah..
Ia merasakan panas yang luar biasa disekujur tubuhnya..
Ia berteriak kesakitan sekeras-kerasnya hingga burung-burung berterbangan dan penghuni hutan lari ketakutan tunggang langgang..

Saat itu ia merasakan perubahan pada dirinya.
Ia merasakan otot-otot di kaki..tangan..dan bahunya semakin membesar..
Dan perlahan kulitnya mengelupas dan berganti menjadi kulit hitam berbulu..
Kepalanya semakin besar dan serasa pecah ketika muncul kedua tanduk dikepalanya...

Hatinya hancur ketika mendapati dirinya di permukaan air sungai menjadi makhluk buruk rupa.
Badannya tinggi besar..
Sekujur tubuhnya ditumbuhi bulu hitam..
Bertanduk dan serupa banteng..

Penduduk desa lari ketakutan tunggang langgang ketika ia memasuki gerbang kerajaan Avalon.
Bahkan para prajurit istana pun bersiap untuk menyerangnya.
Lalu semua terkejut ketika mengetahui bahwa ia adalah Panglima Helios.

Helios...
Aku tau hatinya telah remuk redam...
Dengan wujud seperti ini dia mendapat penolakan dari semua orang..bahkan orang-orang yang dulu mengelu-elukan dia sebagai pahlawan satu persatu mulai menghinanya dan menjauhinya...

Helios..
Aku tau hatinya tersayat-sayat..
Dengan wujud seperti ini...wanita yang paling dicintainya yang ketika sebelum berperang melawan kaum barbar telah menyatakan bersedia untuk dinikahinya, perlahan-lahan menolak dia dan menjauhinya...

Helios...
Kini bagi penduduk dia dianggap monster yang membawa wabah penyakit.
Rakyat menghendaki ia pergi jauh-jauh...sementara para prajurit menolak dipimpin oleh seorang monster.

Sore kelabu itu...Ia diusir dari kerajaan. Sepanjang jalan ia dilempari batu dan tomat busuk oleh orang-orang..
Ia berlari masuk ke dalam hutan..
Di tengah hutan ia manangis sejadi-jadinya..

--------------------------

Mozaik 2 : PUTRI EVE
Namaku Eve
Ayahku adalah Raja Avalon.
Sebagai putri tunggalnya maka aku adalah pewaris tahta satu-satunya Kerajaan Avalon kelak..
Aku dibesarkan dilingkungan kerajaan...dimana aturan-aturan disana sangat ketat.
Kemanapun aku pergi, pengawal kerajaan selalu mengikutiku.
Bagiku ini sangat menyebalkan.

Dan yang paling parah...aku tidak mempunyai teman bermain.

Dengan keadaan tersebut aku merasa terkurung dalam kotak besi
Aku iri melihat  anak-anak lainnya dimana mereka dapat bebas bermain dan bersenang-senang..
Kadang aku menangis di balik jendela melihat kebahagiaan mereka.
Jika harus memilih, aku lebih menyukai menjadi anak rakyat biasa daripada menjadi putri seorang raja yang segala sesuatunya kuyakin sudah diketik rapi oleh protokoler kerajaan.

Aku berada di istana megah..
Segala yang aku minta pasti terpenuhi..
Tapi aku merasa menjadi manusia yang sangat kesepian..


Mozaik 3 : HELIOS DAN PUTRI EVE
Dalam suatu pesta di istana aku seperti makhluk kesepian diantara riuh suara tamu kerajaan.
Aku bosan dengan segala hal disini.
Aku laksana boneka bertali
Aku muak..sudah tak tahan.

Aku menyelinap pergi tanpa ketahuan pengawal. Ini adalah trik yang kupelajari saat tak sengaja aku melihat para pasukan elite Kerajaan Avalon berlatih.
Sampai di luar istana aku berlari sekencang-kencangnya dan berteriak sepuasnya di padang rumput..
Saat itu aku merasa menjadi manusia bebas..
Jauh sekali aku berlari...

Aku terkejut karena tiba-tiba aku berada ditengah hutan.
Dan aku ketakutan karena menyadari bahwa sekarang aku tersesat.
Aku menangis keras dan menjerit minta tolong..

Tiba-tiba aku dikejutkan oleh kawanan serigala kelaparan yang mengepungku dan bersiap menerkamku..
Aku berlari sekencang-kencangnya...
Hingga terjebak di bibir jurang...
Aku menangis...
Seekor serigala menerkamku
Terpejam
Tiba-tiba makhluk tinggi besar hitam menyeramkan menubruk serigala tersebut..menggenggamnya dan melemparkan kearah kawanan yang lain hingga terjatuh terguling-guling dan lari..
Dia melihat kearahku..aku menjerit setengah mati...dan pingsan.

Aku bangun dan mendapati diriku di kamar istana.

Helios..
Ia yang menyelamatkanku...aku mengetahuinya dari pengawal istana.
Helios..
Nama yang tak asing bagiku..
Panglima terhebat yang kukagumi. Aku teringat waktu kecil ia menggendongku dalam jamuan makan malam istana. Dan ketika ia berubah wujud..hatiku ikut hancur.

Keesokan harinya aku setengah mati membujuk ayahku agar aku diijinkan menemui Helios untuk mengucapkan terima kasih. Mulanya permintaanku tak dipenuhinya. tapi semakin aku mendesaknya akhirnya ayah luluh juga.
Aku mencarinya dihutan...dan kutemukan dia sedang memecah kayu bakar di belakang gubuknya.
Aku bilang kepadanya ucapan terima kasih sembari memberikan bungkusan titipan ayahku. Namun ia berlari...mungkin ia ketakutan dan malu melihat banyaknya pengawal kerajaan yang mengikutiku.

Dan aku...
Entah kenapa tiap minggu aku selalu mengunjungi gubuknya di hutan...
Kali ini aku meminta ayahku agar tidak dikawal oleh siapapun..
Kadang ayah mengijinkan..tapi kadang kala tidak..
Dan kebanyakan aku melarikan diri kehutan tanpa sepengetahuannya..masih ingatkah kalian dengan trik meloloskan diri yang kutulis diatas??

Sudah kubilang bukan bahwa aku sangat mengagumi dia..
Meskipun dengan wujud yang lain.

Aku masih tak tau kenapa aku masih saja mengunjunginya...yang kutahu bahwa tiap kali aku melihat matanya yang sayu, aku merasakan penderitaan yang luar biasa. Hatiku ngilu mendengar suaranya mirip banteng ketika ia menghela nafas.. Mulanya dia acuh tak acuh dan mengusirku pulang. Tapi aku selalu datang. "Dasar keras kepala" itu yang dia ucapkan kepadaku.

Aku merasa aku dan Helios mempunyai kesamaan. Bahwa kami adalah sekumpulan orang-orang kesepian.

Suatu saat aku memecahkan uang tabunganku. Lalu kubelikan ia kotak musik berwarna perak. Entah kenapa aku membelikan kotak musik. Aku hanya berusaha membuat ia melupakan kepedihannya. Tak disentuhnya pemberian itu dariku. Hingga suatu saat ketika aku kembali ke hutan aku melihat suara dentingan musik mengalun dan aku melihat ia tidur sangat nyenyak memasrahkan dirinya kepada Yang Maha Kuasa. Aku  merasakan kedamaian dalam dirinya.

-------------
Suatu ketika di bulan Mei, aku di ajak Helios menjelajahi hutan Orchyst. Hutan yang oleh orang-orang dikatakan sebagai hutan terlarang dan sangat berbahaya. Aku kagum dengan hutan ini. Pohon-pohon berusia ribuan tahun yang sangat menakjubkan.
Sepanjang jalan Helios menasihatiku untuk selalu menghargai hidup...walau kuyakin bahwa ia membenci hidupnya sendiri. Aku diajari olehnya pelajaran tentang kedamaian hidup...walau kuyakin bahwa kedamaian itu susah didapatnya dengan kutukan keparat itu.

Dan terakhir aku diajaknya memanjat sebuah pohon Onix berusia ribuan tahun yang sangat besar menjulang tinggi. Di puncak dahan paling tinggi itulah aku dapat melihat semua penjuru bumi. Termasuk kerajaan Avalon yang gemerlap. Ia bercerita bahwa di tempat itulah ia sering merenungi nasib. Ia selalu memandang kearah istana. Aku merasa ia adalah makhluk yang paling kesepian di bumi ini karena dikhianati nasib. Dan aku mendapatkan sebuah pelajaran..dimana kamu berbahagia..ingatlah karena ada orang kesepian di jauh sana yang sedang memperhatikanmu.

Helios..adalah manusia terbuang yang mencerahkan diriku dengan cara yang tak bisa kujelaskan.
Sebuah pelajaran hidup yang kuyakini kuperlukan kelak ketika nanti aku menjadi penguasa Avalon.

Ia juga bercerita tentang bintang...
Karena di ketinggian itu kami bisa melihat hamparan bintang yang membentang. Jujur aku sangat menyukai hamparan bintang. Karena ketika aku melihat hamparan bintang..aku bisa melihat seluruh alam semesta. Dia tertawa terbahak-bahak ketika kukatakan itu padanya.
Dan aku senang sekali mendengar ia tertawa.


---------------------

Mozaik 4 : MUSIM GUGUR
Hari itu adalah hari yang tak pernah kulupakan..
Aku berteriak-teriak memanggilnya...
Sunyi tak ada jawaban..

Aku masuk ke hutan dan memanggilnya berulang-ulang...
Hingga sayup-sayup kudengar suara alunan musik berdenting..
Aku terus mencari asal suara itu...

Lalu..

Aku menjerit sejadi-jadinya...
Melihat ia terbujur kaku di puncak tertinggi dahan pohon Onix...
Dengan sebotol racun mematikan di tangannnya..
Dan kotak musik yang terus berdenting mengalun...

Sungguh hatiku sesak...
Melihat kenyataan bahwa ia menyerah..
Menyerah di tangan nasib yang nyata-nyata telah mengkhianatinya..
Benteng terakhir semangat hidupnya itu telah hancur..
--------------


Helios...
Manusia yang mengajariku cara mencintai hidup...
Manusia terbuang yang mencerahkan diriku dengan cara yang tak bisa kujelaskan.



















--------------------
  1. Terima kasih tak terhinggga untuk kawanku Sandra Louisa yang mengijinkanku memajang fotonya di note ini. Tulisanku ini seutuhnya terinspirasi dari fotonya. Foto yang sangat menakjubkan San..
  2. Kupersembahkan tulisan ini kepada aku dan orang-orang dimuka bumi ini yang merasa menjadi makhluk kesepian. Usahlah khawatir kawan..kita semua terhubung oleh tanah yang kita pijak dan udara yang kita hirup.
Dapat di baca di FB ku, klik di sini

Friday, January 7, 2011

Dia Melihatku Kawan



Dan akhirnya dia melihatku...

Hurrraaayyyy...
Gembira bukan kepalang nian aku sore tadi.
Bagaimana tidak??? Bagaimana dia yang selama hidupnya, hatinya selalu tertutup rapat bak benteng Alamo atau jangankan hati..matanya pun seakan dibutakan jika aku didekatnya, dan sekarang dia melirikku...maksudnya melihat..sebenarnya yang kumaksud adalah sekilas melihatku..sedikit..
Ahhh...apapun itu yang penting dia tau aku..
Hmmmmmm

Yippppiiiiieeeeeee....


Ini kawan..kuceritakan peristiwa yang menakjubkan tersebut:

Posisi ku: Warung Kopi, duduk terdiam.
Posisi Target: Depan pintu masuk suatu perkantoran.
Jarak: 20 meter
Cuaca: Sore cerah

Setiap sore aku selalu melihat ia berdiri menunggu seseorang.
Taukah engkau..saat inilah aku merasa manusia paling beruntung di dunia. Bagaimana tidak...ketika matahari sore menerpa wajahnya...hmmmm.. Sungguh sebuah kecantikan yang tak terbantahkan.
Dan jujur..cintaku untuknya sungguh tak dapat kuurungkan.

Lalu dia berpaling...
dan...
Melihatku...
Melihatku kawan..
Sungguh melihatku..
Dapatkah kau bayangkan itu?????
MELIHATKU!!!!!!

Hanya sepersekian detik memang..
Tapi dari sepersekian detik yang perlahan berjalan tersebut, aku merasa sayap-sayap Pegasus mulai tumbuh di punggungku..kuncup..hingga mekar terbentang selebar lima meter. Dan saat itu aku merasa kakiku sudah tak berpijak di bumi lagi. Aku melesat-lesat seperti mercon bantingan ke langit. Meluncur..melesat..jauh..dan meledak-ledak memercikkan bunga-bunga api tentunya...

Semua fragmen imajinasiku yang seiring berjalannya waktu telah berhamburan tak tau rimba..seperti imajinasiku dimana aku menjadi pangeran yang menyelamatkan dia dari genggaman monster naga jelek lalu dia jatuh hati padaku. Atau imajinasiku ketika SMP dimana aku sebagai seorang jagoan yang mempunyai ilmu bela diri yang mampu mengalahkan gerombolan bajingan tengik yang mencoba menggodanya lalu dia memelukku mesra,  Atau imajinasiku ketika SMA dimana aku selalu ada untuk dia.. Dan banyak lagi imajinasi gombal lainnya tiba-tiba satu per satu tersintesa persis di depan mataku dan seakan menjadi sebuah kenyataan.

Amboi..sungguh indah tak terperi. Dan aku bersyukur pada Yang Maha Tinggi atas keajaiban tersebut.
Keajaiban yang tak terbantahkan..


---------------
(Dan..iiihhhh sungguh aku tau mau membayangkannya lagi...aku bahkan tak sanggup menulisnya...ihhhhh)

Lalu yg ditunggunya datang..menghampirinya..memberi kecupan mesra dikeningnya..
Dan saat itu DUNIA MENJADI GELAP GULITA..

---------------

Esok kan kuceritakan kepadamu kawan..bagaimana rasanya ketika tiba-tiba menghujam ke bumi dengan keras ketika sayap-sayap Pegasus itu berubah menjadi dedaunan kering dan berhamburan pasca -Dunia Menjadi Gelap- itu tadi..

Duuhhhh...