Aku mengenal dia.
Penjagaku..guruku..dan sahabatku.
Helios.
Mozaik 1: HELIOS
Jabatannya bukan main-main..
Dialah Panglima Perang Divisi Timur..
Panglima Perang terhebat di kerajaan Avalon..
Panglima Helios.
Semula aku mengenal dia baik-baik saja.
Berbadan tegap..gagah..dan tampan tentu saja...
Apalagi ketika mengenakan jubah kebesaran militer ketika jamuan makan malam di istana. Semua mengerubunginya. Tak terkecuali para wanita yang sangat mengagumi ketampanannya.
Tempatnya terhormat
Disegani kawan maupun lawan
Tak terkecuali ayahku..Raja Avalon.
Dulu ayahku dan Helios pernah berperang bersama-sama.
Namun dalam suatu pertempuran dengan bangsa barbar di bumi Timur, Panglima Helios terluka dan kalah. Pasukan Barbar itu menggunakan kekuatan penyihir untuk mengalahkan pasukan Avalon pimpinan Helios. Bahkan salah satu penyihir tersebut memberi kutukan tak terperi bagi Helios.
Pasukan tercerai berai..
Helios terhuyung-huyung dan terjerembab ke tanah..
Ia merasakan panas yang luar biasa disekujur tubuhnya..
Ia berteriak kesakitan sekeras-kerasnya hingga burung-burung berterbangan dan penghuni hutan lari ketakutan tunggang langgang..
Saat itu ia merasakan perubahan pada dirinya.
Ia merasakan otot-otot di kaki..tangan..dan bahunya semakin membesar..
Dan perlahan kulitnya mengelupas dan berganti menjadi kulit hitam berbulu..
Kepalanya semakin besar dan serasa pecah ketika muncul kedua tanduk dikepalanya...
Hatinya hancur ketika mendapati dirinya di permukaan air sungai menjadi makhluk buruk rupa.
Badannya tinggi besar..
Sekujur tubuhnya ditumbuhi bulu hitam..
Bertanduk dan serupa banteng..
Penduduk desa lari ketakutan tunggang langgang ketika ia memasuki gerbang kerajaan Avalon.
Bahkan para prajurit istana pun bersiap untuk menyerangnya.
Lalu semua terkejut ketika mengetahui bahwa ia adalah Panglima Helios.
Helios...
Aku tau hatinya telah remuk redam...
Dengan wujud seperti ini dia mendapat penolakan dari semua orang..bahkan orang-orang yang dulu mengelu-elukan dia sebagai pahlawan satu persatu mulai menghinanya dan menjauhinya...
Helios..
Aku tau hatinya tersayat-sayat..
Dengan wujud seperti ini...wanita yang paling dicintainya yang ketika sebelum berperang melawan kaum barbar telah menyatakan bersedia untuk dinikahinya, perlahan-lahan menolak dia dan menjauhinya...
Helios...
Kini bagi penduduk dia dianggap monster yang membawa wabah penyakit.
Rakyat menghendaki ia pergi jauh-jauh...sementara para prajurit menolak dipimpin oleh seorang monster.
Sore kelabu itu...Ia diusir dari kerajaan. Sepanjang jalan ia dilempari batu dan tomat busuk oleh orang-orang..
Ia berlari masuk ke dalam hutan..
Di tengah hutan ia manangis sejadi-jadinya..
--------------------------
Mozaik 2 : PUTRI EVE
Namaku Eve
Ayahku adalah Raja Avalon.
Sebagai putri tunggalnya maka aku adalah pewaris tahta satu-satunya Kerajaan Avalon kelak..
Aku dibesarkan dilingkungan kerajaan...dimana aturan-aturan disana sangat ketat.
Kemanapun aku pergi, pengawal kerajaan selalu mengikutiku.
Bagiku ini sangat menyebalkan.
Dan yang paling parah...aku tidak mempunyai teman bermain.
Dengan keadaan tersebut aku merasa terkurung dalam kotak besi
Aku iri melihat anak-anak lainnya dimana mereka dapat bebas bermain dan bersenang-senang..
Kadang aku menangis di balik jendela melihat kebahagiaan mereka.
Jika harus memilih, aku lebih menyukai menjadi anak rakyat biasa daripada menjadi putri seorang raja yang segala sesuatunya kuyakin sudah diketik rapi oleh protokoler kerajaan.
Aku berada di istana megah..
Segala yang aku minta pasti terpenuhi..
Tapi aku merasa menjadi manusia yang sangat kesepian..
Mozaik 3 : HELIOS DAN PUTRI EVE
Dalam suatu pesta di istana aku seperti makhluk kesepian diantara riuh suara tamu kerajaan.
Aku bosan dengan segala hal disini.
Aku laksana boneka bertali
Aku muak..sudah tak tahan.
Aku menyelinap pergi tanpa ketahuan pengawal. Ini adalah trik yang kupelajari saat tak sengaja aku melihat para pasukan elite Kerajaan Avalon berlatih.
Sampai di luar istana aku berlari sekencang-kencangnya dan berteriak sepuasnya di padang rumput..
Saat itu aku merasa menjadi manusia bebas..
Jauh sekali aku berlari...
Aku terkejut karena tiba-tiba aku berada ditengah hutan.
Dan aku ketakutan karena menyadari bahwa sekarang aku tersesat.
Aku menangis keras dan menjerit minta tolong..
Tiba-tiba aku dikejutkan oleh kawanan serigala kelaparan yang mengepungku dan bersiap menerkamku..
Aku berlari sekencang-kencangnya...
Hingga terjebak di bibir jurang...
Aku menangis...
Seekor serigala menerkamku
Terpejam
Tiba-tiba makhluk tinggi besar hitam menyeramkan menubruk serigala tersebut..menggenggamnya dan melemparkan kearah kawanan yang lain hingga terjatuh terguling-guling dan lari..
Dia melihat kearahku..aku menjerit setengah mati...dan pingsan.
Aku bangun dan mendapati diriku di kamar istana.
Helios..
Ia yang menyelamatkanku...aku mengetahuinya dari pengawal istana.
Helios..
Nama yang tak asing bagiku..
Panglima terhebat yang kukagumi. Aku teringat waktu kecil ia menggendongku dalam jamuan makan malam istana. Dan ketika ia berubah wujud..hatiku ikut hancur.
Keesokan harinya aku setengah mati membujuk ayahku agar aku diijinkan menemui Helios untuk mengucapkan terima kasih. Mulanya permintaanku tak dipenuhinya. tapi semakin aku mendesaknya akhirnya ayah luluh juga.
Aku mencarinya dihutan...dan kutemukan dia sedang memecah kayu bakar di belakang gubuknya.
Aku bilang kepadanya ucapan terima kasih sembari memberikan bungkusan titipan ayahku. Namun ia berlari...mungkin ia ketakutan dan malu melihat banyaknya pengawal kerajaan yang mengikutiku.
Dan aku...
Entah kenapa tiap minggu aku selalu mengunjungi gubuknya di hutan...
Kali ini aku meminta ayahku agar tidak dikawal oleh siapapun..
Kadang ayah mengijinkan..tapi kadang kala tidak..
Dan kebanyakan aku melarikan diri kehutan tanpa sepengetahuannya..masih ingatkah kalian dengan trik meloloskan diri yang kutulis diatas??
Sudah kubilang bukan bahwa aku sangat mengagumi dia..
Meskipun dengan wujud yang lain.
Aku masih tak tau kenapa aku masih saja mengunjunginya...yang kutahu bahwa tiap kali aku melihat matanya yang sayu, aku merasakan penderitaan yang luar biasa. Hatiku ngilu mendengar suaranya mirip banteng ketika ia menghela nafas.. Mulanya dia acuh tak acuh dan mengusirku pulang. Tapi aku selalu datang. "Dasar keras kepala" itu yang dia ucapkan kepadaku.
Aku merasa aku dan Helios mempunyai kesamaan. Bahwa kami adalah sekumpulan orang-orang kesepian.
Suatu saat aku memecahkan uang tabunganku. Lalu kubelikan ia kotak musik berwarna perak. Entah kenapa aku membelikan kotak musik. Aku hanya berusaha membuat ia melupakan kepedihannya. Tak disentuhnya pemberian itu dariku. Hingga suatu saat ketika aku kembali ke hutan aku melihat suara dentingan musik mengalun dan aku melihat ia tidur sangat nyenyak memasrahkan dirinya kepada Yang Maha Kuasa. Aku merasakan kedamaian dalam dirinya.
-------------
Suatu ketika di bulan Mei, aku di ajak Helios menjelajahi hutan Orchyst. Hutan yang oleh orang-orang dikatakan sebagai hutan terlarang dan sangat berbahaya. Aku kagum dengan hutan ini. Pohon-pohon berusia ribuan tahun yang sangat menakjubkan.
Sepanjang jalan Helios menasihatiku untuk selalu menghargai hidup...walau kuyakin bahwa ia membenci hidupnya sendiri. Aku diajari olehnya pelajaran tentang kedamaian hidup...walau kuyakin bahwa kedamaian itu susah didapatnya dengan kutukan keparat itu.
Dan terakhir aku diajaknya memanjat sebuah pohon Onix berusia ribuan tahun yang sangat besar menjulang tinggi. Di puncak dahan paling tinggi itulah aku dapat melihat semua penjuru bumi. Termasuk kerajaan Avalon yang gemerlap. Ia bercerita bahwa di tempat itulah ia sering merenungi nasib. Ia selalu memandang kearah istana. Aku merasa ia adalah makhluk yang paling kesepian di bumi ini karena dikhianati nasib. Dan aku mendapatkan sebuah pelajaran..dimana kamu berbahagia..ingatlah karena ada orang kesepian di jauh sana yang sedang memperhatikanmu.
Helios..adalah manusia terbuang yang mencerahkan diriku dengan cara yang tak bisa kujelaskan.
Sebuah pelajaran hidup yang kuyakini kuperlukan kelak ketika nanti aku menjadi penguasa Avalon.
Ia juga bercerita tentang bintang...
Karena di ketinggian itu kami bisa melihat hamparan bintang yang membentang. Jujur aku sangat menyukai hamparan bintang. Karena ketika aku melihat hamparan bintang..aku bisa melihat seluruh alam semesta. Dia tertawa terbahak-bahak ketika kukatakan itu padanya.
Dan aku senang sekali mendengar ia tertawa.
---------------------
Mozaik 4 : MUSIM GUGUR
Hari itu adalah hari yang tak pernah kulupakan..
Aku berteriak-teriak memanggilnya...
Sunyi tak ada jawaban..
Aku masuk ke hutan dan memanggilnya berulang-ulang...
Hingga sayup-sayup kudengar suara alunan musik berdenting..
Aku terus mencari asal suara itu...
Lalu..
Aku menjerit sejadi-jadinya...
Melihat ia terbujur kaku di puncak tertinggi dahan pohon Onix...
Dengan sebotol racun mematikan di tangannnya..
Dan kotak musik yang terus berdenting mengalun...
Sungguh hatiku sesak...
Melihat kenyataan bahwa ia menyerah..
Menyerah di tangan nasib yang nyata-nyata telah mengkhianatinya..
Benteng terakhir semangat hidupnya itu telah hancur..
--------------
Helios...
Manusia yang mengajariku cara mencintai hidup...
Manusia terbuang yang mencerahkan diriku dengan cara yang tak bisa kujelaskan.
--------------------
- Terima kasih tak terhinggga untuk kawanku Sandra Louisa yang mengijinkanku memajang fotonya di note ini. Tulisanku ini seutuhnya terinspirasi dari fotonya. Foto yang sangat menakjubkan San..
- Kupersembahkan tulisan ini kepada aku dan orang-orang dimuka bumi ini yang merasa menjadi makhluk kesepian. Usahlah khawatir kawan..kita semua terhubung oleh tanah yang kita pijak dan udara yang kita hirup.
No comments:
Post a Comment