Pages

Sunday, November 13, 2011

Pelangi



Hujan..hujan..hujan..
Kepadamu coba dengar irama hujan.. Mengalir syahdu dari yang terdalam.
Butiran itu jatuh dan menggenang, lalu terkecipak ketika ribuan butiran lainnya menghujam.

"Coba lihat!! Wow..sajak-sajak mahabbah Haydes terlihat bercampur dalam butiran-butiran syahdu itu!!!"
"Tapi kenapa langit tetap panas, matahari tetap bersinar"
"Entahlah, mungkin penciptanya sedang meramu sebuah pelangi"
"Hmm pelangi ya? Apakah kamu juga dapat menciptakan pelangi untukku?"
"Untuk apa?"
"Aku menyukai pelangi, dulu sewaktu kecil aku ingin sekali menaiki dan meluncur di sebuah pelangi"
"Mudah saja, tapi bantu aku ya?"
"Caranya?"
"Kita hanya perlu mencampurkan setangkup air hujan dan segenggam sinar matahari dalam toples kaca"
"Oh iya? Wow..baiklah kalo begitu, karena aku sangat suka dengan hujan-hujan maka aku yang mengambil air hujannya ya? hahaha dan kamu bagian sinar mataharinya. okey"
"Baiklah, ayo kita mulai, tapi ingat pilih air hujan yang paling jernih biar hasilnya bagus"

"Sudah dapat air hujannya? Baiklah kita campur saja, tapi takarannya harus pas, agar warna bias yang dihasilkan  oleh toples kaca jadi lebih indah dan menghasilkan pelangi dengan presisi lengkungan yang sempurna"

-----------

"Loh?? Kenapa hasilnya tidak seperti yang kita harapkan?? Apakah takarannya kurang pas ya? setelah kuitung-itung sesuai kok perbandingannya? Apakah kamu tadi mencampurinya dengan zat-zat lain?"

"Hmmm..maaf itu salahku, aku tidak bisa mengumpulakan setangkup air hujan yang  jernih, jadi kucampuri saja air hujan yang kudapat dengan citrun biar kelihatan jernih, dan kucampuri dengan aneka pewarna, karena pikirku bukankah pelangi tampak indah apabila garis pembatas warnanya semakin jelas?  Tapi yang aku heran kenapa tidak hanya warnanya saja yang rusak? kenapa bentuknya juga rusak?"

"Entahlah..mungkin itu juga salahku.."

"Maksudmu?"

"Jujur saja aku tidak memakai sinar matahari yang kudapat hari ini, tapi yang kupakai adalah sinar matahari yang kusimpan musim panas lalu. Dulu aku juga pernah membuat pelangi dengan seorang dewi. Aku mencintainya dan dia sangat menggilai pelangi seperti kamu. Jadi aku selalu menyimpan sinar matahari dalam toples agar ketika dia meminta sebuah pelangi aku dapat membuatnya. Dan ketika dia pergi sisa matahari itu masih ada. Karena dulu hasilnya sangat bagus jadi aku pakai saja hari ini untuk membuat pelangi denganmu. Maafkan aku. Seharusnya aku membuang jauh-jauh masa lalu ku"

"Ya sudah..kita buat pelangi baru lagi yuk? aku janji aku akan jujur dengan mengambil butiran air hujan paling jernih. Dan kamu..harus janji ya membuang jauh-jauh sinar matahari itu dan menggantinya dengan sinar matahari yang baru"

"Hahaha baiklah.. Hei itu..disebelah sana hujan turun dengan deras..lekas ambil butiran yang paling jernih sebelum reda. Sementara aku disini menyaring sinar matahari yang masih terik.."

-----

Dear Vanilla

Huhh..betapa aku sangat menyukai wanita yang menggilai hujan dan pelangi sepertimu. Akan aku buatkan pelangi yang paling indah buatmu, tidak hanya dengan setangkup air hujan dan sinar matahari dengan kualitas yang paling bagus, tapi dengan kejujuran dan kesanggupan untuk memulai hidup baru dengan membuang jauh-jauh masa lalu. Aku berharap kepada Yang Maha Tinggi untuk menciptakan kepada kami sebuah langit yang cerah mengharu biru, agar pelangi yang tercipta menjadi semakin indah.



Yours

Caramel




------

Papang Dany R

13 Nov 2011

No comments:

Post a Comment