Kebanyakan tulisan ini dibuat setelah atau sedang menandaskan secangkir / beberapa cangkir kopi.
Wednesday, May 12, 2010
Padang Pasir Yang Panas
Diawali dengan:
"Sudah...kita gak usah ketemuan lagi lah ya..."
Dan aku hanya tersenyum..
"Ya dah...ndak apa-apa.."
Aku terdiam menerawang...
Bukankah selama ini selalu begini? Pikirku...apakah yang harus ditangisi? bukankah ini hal yang biasa buatku..semuanya pergi meninggalkanku sendiri. Entahlah apa yang membuat mereka menjauhiku..sampe detik ini aku belum menemukan jawabannya. Pikirku ini pasti salahku..tapi apa? Teman...dimanakah aku harus mencari?
Kamu tau? selama ini aku mengibaratkan aku hidup di padang pasir yang panas dan sunyi..
Dimana tidak ada seorangpun didekatku...
Kesepian...
Selalu sendiri...
Dimana ketika aku haus..aku mencari sendiri sumber mata air...
Dimana ketika aku tersengat panasnya matahari...aku mencari sendiri tempat berteduh...
Dimana aku hanya melihat bayangan semu pepohonan yang rindang dan air yang menggenang...
Lalu..aku masih ingat..
Kamu datang...membawa sekuali air...
Memberikannya kepadaku dikala aku haus...
Dan ketika aku haus lagi...kamu selalu datang dan memberikanku segelas penuh...
Mengajakku ke padang rumput yang hijau dikala aku tersengat panas matahari...
Di padang rumput itulah kamu memberiku kerindangan diantara kupu-kupu beterbangan..
Dan sekarang ditempat ini...
Kamu mengucapkan kalimat yang mungkin seharusnya aku terbiasa mendengarnya..tetapi aku belum siap terucap dari bibirmu..
Kalimat yang membuatku tersentak..
Pikirku apa yang harus aku tangisi?
Tidak ada salahnya jika aku kembali ke tempat semula..
Padang pasir yang panas...
Dan berdoa agar semuanya hanyalah fatamorgana...
Karena disinilah tempat saya..
PADANG PASIR YANG PANAS
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment