Pages

Friday, December 11, 2009

Kurawa dan Pandawa Dalam Konsep Hitam Putih



Anda suka wayang?
Jika tidak suka, setidaknya ada pernah dengar tentang Pendawa dan Kurawa kan?

Pendawa merupakan 5 (lima) bersaudara terdiri dari : Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa
Para Pandawa terdiri dari lima orang pangeran, Yudistira, Bima, Arjuna merupakan putra kandung Dewi Kunti sedangkan yang lainnya Nakula dan Sadewa merupakan putra kandung Madri, namun ayah mereka sama, yaitu Pandudewananta.

Kurawa terdiri dari 100 bersaudara.
Diceritakan bahwa Gandari, isteri Prabu Destarasetra, menginginkan seratus putra. Kemudian Gandari memohon kepada Byasa, seorang pertapa sakti, dan beliau mengabulkannya. Gandari menjadi hamil, namun setelah lama ia mengandung, puteranya belum juga lahir. Ia menjadi cemburu kepada Dewi Kunti yang sudah memberikan Pandudewananta tiga orang putra. Gandari menjadi frustasi kemudian memukul-mukul kandungannya. Setelah melalui masa persalinan, yang lahir dari rahimnya hanyalah segumpal daging. Byasa kemudian memotong-motong daging tersebut menjadi seratus bagian dan memasukkannya ke dalam guci, yang kemudian ditanam ke dalam tanah selama satu tahun. Setelah satu tahun, guci tersebut dibuka kembali dan dari dalam setiap guci, munculah bayi laki-laki, yaitu:
Duryodana (Suyodana), Dursusana (Duhsasana), Abaswa, Adityaketu, Alobha, Anadhresya (Hanyadresya), Anudhara (Hanudhara), Anuradh, Anuwinda (Anuwenda), Aparajita, Aswaketu, Bahwasi (Balaki), Balawardana, Bhagadatta (Bogadenta), Bima, Bimabala, Bimadewa, Bimarata (Bimaratha), Carucitra, Citradharma, Citrakala, Citaraksa, Citralaksya, Citrang, Citrasanda, Citrasraya, Citrawarman, Dharpasandha, Dhreksetra, Dirgaroma, Dirghabahu, Dirghacitra, Dredhahasta, Dredhawarman, Dredhayuda, Dretapara
Duhpradharsana, Duhsa, Duhsah, Durbalaki, Durbharata, Durdharsa, Durmada, Durmarsana, Durmukha, Durwimocana, Duskarna, Dusparajaya, Duspramana, Hayabahu, Jalasandha, Jarasanda, Jayawikata, Kanakadhwaja, Kanakayu, Karna, Kawacin, Krathana (Kratana), Kundabhedi, Kundadhara, Mahabahu, Mahacitra, Nandaka, Pandikunda, Prabhata, Pramathi, Rodrakarma (Rudrakarman), Sala, Sama, Satwa, Satyasanda, Senani, Sokarti, Subahu, Sudatra, Suddha (Korawa), Sugrama, Suhasta, Sukasananda, Sulokacitra, Surasakti, Tandasraya, Ugra, Ugrasena, Ugrasrayi, Ugrayudha, Upacitra, Upanandaka, Urnanaba, Wedha, Wicitrihatana, Wikala, Wikatanana, Winda, Wirabahu, Wirada, Wisakti, Wiwitsu, Wyudoru (Wiyudarus).

SILSILAH KELUARGA PENDAWA DAN KURAWA


Dalam cerita pewayangan Pendawa digambarkan sebagai tokoh protagonis dan berjuang demi kebaikan, sedangkan Kurawa merupakan antagonis yang digambarkan sangat licik dan jahat. Sehingga terjadilah perselisihan diantara keduanya. Puncaknya terjadilah peperangan antara Kurawa dan Pendawa, dan perang tersebut terjadi di medan perang yang disebut Padang Kurusetra. Perang antara Kurawa dengan Pendawa dikenal dengan nama Perang Barathayudha.



Nah...pertanyaannya siapa sih yang salah? Kurawa atau Pendawa?

Kita mungkin hanya melihat peristiwa tersebut dalam konsep hitam dan putih, kejahatan vs kebaikan. Sudah menjadi cerita baku yang tidak dapat diganggu gugat jika Kurawa itu jahat sedangkan Pendawa itu baik. Coba kita melihatnya dari sisi lain. Anggap saja Pendawa itu memang baik, tidak sombong, tidak gila harta dan tahta, dan bijaksana. Sedangkan Kurawa kita anggap sebagai orang-orang yang sedang melangkah menuju sikap seperti Pandawa itu. Kurawa berbuat macam-macam itu hanya karena belum matang jiwanya. Maka, kewajiban Pandawa adalah mengalahkan Kurawa, supaya bisa diarahkan ke jalan yang baik.

Oke...kembali ke pertanyaan awal...
Siapa yang salah?
Kata Gus Dur dalam guyonannya dengan Sujiwo Tejo, yang salah dalam perselisihan Pendawa dengan Kurawa adalah sang Dalang...
Dalang???
Hahahahaha...
Lha iya toh...padahal kita dapat melihat bahwa Kurawa itu belum dewasa...belum matang...sehingga perlu diarahkan ke jalan yang benar, tapi kok yo tetep aja dipersalahkan.

Seperti di kehidupan ini. Dunia ini tidak tebentuk dari hitam putih. Semua perlu dibuktikan.



-------------------------
Tulisan ini terinspirasi dari guyonan Gus Dur

No comments:

Post a Comment