Pages

Tuesday, December 15, 2009

Negeri Jenaka




Enaknya menjadi pelawak adalah mereka dapat menyembunyikan kebodohan mereka... Walaupun mereka bodoh...tapi orang menilai bahwa mereka itu sedang melawak.

Lantas apakah kebodohan itu lucu sampai-sampai harus ditertawakan?
Bagaimana dengan kemiskinan? Bukannya awal dari kemiskinan salah satunya adalah kebodohan?
Apakah hal itu juga pantas untuk ditertawakan?
Ditertawakan tidak...tapi dibiarkan iya...

Betap kita ini hidup di negara yang penuh kejenakaan...
Kita hidup di negara yang gemah ripah loh jinawi, tapi mana hasilnya?
Mana yang katanya tanah kita subur? Sedangkan kenyataannya banyak yang kelaparan dan perutnya membuncit dan membusung...
Mana yang katanya kita kaya akan hasil minyak? Herankah karena kita masih saja mengimpor minyak?

Kita hidup di negara yang menjunjung ke-Bhinika Tunggal Ika-an, tapi mana buktinya?
Mana yang katanya kita menghargai keanekaragaman? Sedangkan kita saling bunuh dengan saudara kerena perbedaan Suku, Agama, Ras...

Belum lagi termasuk menemukan 11 orang yang jago sepak bola...punyakah kita? Bagaimana dengan anak-anak kecil yang bermain sepak bola tiap sore...tidak adakah bibit-bibit yang unggul di antara anak-anak itu? Rasanya kok sedih banget hati ini ketika Timnas kita dibantai oleh tim-tim negara lain...
Belum malu kah kita masih menyebut sepak bola sebagai olahraga paling populer di negara ini?
Padahal pemerintah telah berkorban banyak demi sepak bola kita. Ini membuktikan dengan dana yang besar tampaknya prestasi sepakbola kita masih jauh dari harapan. Jangankan untuk bertanding di level internasional, di liga domestik saja pemain dengan gaji hingga ratusan juta perbulan tidak menunjukkan kualitas yang baik, bahkan untuk membuat pertandingan lebih menarik, kadang mereka sampai harus adu pukul dan ramai-ramai memukuli wasit..

Bagaimana dengan suara rakyat?
Apakah di negara demokrasi ini suara akar rumput berguna hanya ketika pemilihan presiden dan parlemen dilangsungkan? Bagaimana sesudahnya?

Bagaimana dengan hiruk-pikuk politik di negeri ini?
Tidakkah terpikirkan oleh mereka untuk membangun negara ini menjadi negara yang besar? Bukannya malah sibuk memperjuangkan tujuan politiknya masing-masing...


Bagaimana dengan ini...
Bagaimana dengan itu...
Yah...banyak masalah di negara jenaka ini...katanya ini...eee..ternyata jadinya malah itu...

Bagaimana mengatasinya?
Satu saran dari akar rumput...
Semua terletak pada seorang pemimpin...
Pemimpin yang bisa memimpin, berani, dan tegas dalam mengambil keputusan...
Apakah harus pintar?
Bukannya pemimpin itu punya pembantu (menteri), mestinya pembantunya itu yang harus pintar...karena harus bisa mengaplkasikan visi misi sang pemimpin.
Lalu?
Kalo pintar, sebaiknya jangan jadi pemimpin, tapi jadilah Guru Bangsa
Jadi?
Harus berani dan tegas dalam mengambil keputusan...
Apalagi di Negeri Jenaka ini


-----------------------

No comments:

Post a Comment