Pages

Wednesday, October 27, 2010

Merapi dan Juru Kunci

Mozaik 1 : Batara Guru - Merapi
"Merapi..Merapi..kucipta kau dari sebongkah batu Agnicakrasakti dari pegunungan para dewa di khayangan. Tugasmu sebagai penjaga sekaligus penyeimbang Kraton, agar Kraton tidak selalu condong ke Pantai Selatan. Kuberikan juga kesaktian tiada tara padamu tapi gunakan kesaktianmu ini untuk kemakmuran rakyat"
"Terima kasih Batara Guru"
"Jadilah kamu Merapi tempat dimana orang-orang selalu nyaman ditempatmu..jadilah kamu penyejuk, pengayom serta pemberi berkah orang-orang disana"
"Baik Batara Guru... Dengan kesaktian yang hamba miliki...akan kujadikan tanah tempat mereka berpijak subur...akan kujadikan udara yang mereka hirup menjadi sejuk...akan kujadikan suasana disana suasana yang paling tenang dan membahagiakan..dan kujadikan semua ragaku ini bermanfaat bagi rakyat"

Mozaik 2 : Merapi - Sultan
"Merapi...sungguh elok engkau berdiri kokoh disana. Semoga keberadaanmu dapat membuat rakyatku semakin makmur"
"Terima kasih Paduka...akan kulaksanakan semua titah Batara Guru dan Paduka. Tapi hamba  mohon satu permintan Paduka.."
"Apakah itu...katakan saja wahai Merapi"

"Paduka...saya tercipta dari batu Agnicakrasakti...kesemua tubuh hamba terbuat dari api yang memiliki kekuatan maha dasyat, karena keramahan dan kesaktian Batara Guru saja lah yang dapat saya membuat saya mampu menyimpan serta menahan tenaga tersebut dan memakainya untuk kemakmuran rakyat.

Namun adakalanya saya tidak bisa menahan kekuatan tersebut dan menjadikannya sebuah bencana, jadi saya memohon kepada Paduka untuk mengutus seorang Abdi Dalem untuk menjadi Juru Kunci hamba yang bertugas sebagai penghubung hamba dengan rakyat. Agar ketika akan bencana itu datang Juru Kunci tersebut dapat memperingatkan rakyat agar menyingkir. Selain itu juga agar apa yang diinginkan rakyat atas hamba bisa hamba mengerti, begitu juga sebaliknya...keinginan saya bisa diketahui rakyat".

"Baiklah Merapi...permintaanmu kukabulkan. Kuutus Abdi Dalem yang paling setia untuk menemanimu"
"Terima kasih Paduka"

5.000 tahun berlalu

Mozaik 3 : Merapi - Juru Kunci
"Mbah Sumitro...sungguh pengabdianmu tiada tara. Saya kagum denganmu kesetiaanmu sebagai Juri Kunci bagiku. Tugasmu sungguhlah hebat...ketika kekuatanku tidak mampu kutahan engkau selalu memperingatkan penduduk untuk mengungsi...bahkan ketika aku meletus tak sejengkal langkahmu pergi dari dekatku. Engkau selalu setia menemaniku. Engkau pula yang mengorbankan nyawa ketika ada orang-orang jahat yang ingin menebangi pohon-pohonku. Engkau pula yang berjasa melestarikanku agar aku tetap elok dan seimbang dengan kehidupan para penduduk. Saya kagum denganmu wahai sahabatku.."

"Merapi...saya hanyalah Abdi Dalem Kraton yang diutus Sultan untuk menemani dan menjagamu. Sampai matipun titah Sultan akan saya pegang teguh, bahkan nyawa sekalipun taruhannya"
---------------

Mozaik 4
"Apa yang kau risaukan Merapi?"
"Dengar Mbah Sumitro...ketahuilah sebentar lagi bencana maha dasyat akan terjadi. Aku merasakan sesuatu yang berbeda dalam tubuhku. Sungguh kekuatan yang tidak bisa kunalar dengan pikiranku. Aku perintahkan kamu untuk pergi membawa penduduk untuk menyingkir sejauh-jauhnya dari sini"
"Akan kuperingatkan penduduk, tapi aku tidak bisa pergi wahai Merapi"
"Apa kamu bilang? ini sangat berbahaya sahabatku"
"Tidak ada yang bisa memerintahkanku pergi...hanya Sultan lah yang bisa membuatku pergi dari sini"
"Baiklah akan kuminta Penguasa Kraton sekarang untuk memerintahkanmu pergi"
"Tidak bisa...hanya Sultan yang dulu yang menjadikanku sebagai Juru Kunci-mu lah yang bisa"
"Tapi itu beliau sudah meninggal ribuan tahun yang lalu, bagaimana aku dapat meminta Beliau untuk menyuruhmu?"
"Tidak ada yang dapat kau lakukan...maka dari itu aku akan tetap disini menemanimu. Sebagai Abdi Dalem Kraton, perintah Sultan untuk menemanimu adalah tujuan hidupku. Jika itu sampai nyawaku hilang ditanganmu, maka itu adalah tujuan hidupku"

Dan akhirnya kekuatan maha dahsyat itu muncul. Sang Juru Kunci meninggal dirumahnya karena kedahsyatan kekuatan Sang Merapi.


Sepanjang hari langit pekat...
Hujan merintik sedih...
Angin berhembus pilu..
Alam bersuara duka..
Merapi mengangkat jenazah Juru Kunci dari lereng menuju puncak dengan air mata berlinang...

No comments:

Post a Comment