Pages

Friday, December 4, 2009

Berkah Bagi Media di Indonesia



Menyaksikan berita di televisi...menggambarkan sebegitu parahnya kondisi negara ini...Sekarang ini masih runyam tentang ramai-ramainya masalah politik dan hukum..tetapi tunggulah nanti pas musim hujan benar2 tiba..kita bakalan disuguhkan berita memilukan. Entah dimulai darimana memilukan itu. Bisa musibah yang disebabkan oleh alam atau kecelakaan demi kecelakaan transportasi darat, laut, ataupun udara...

Rindukah kalian dengan siaran berita ketika Orde Baru???

Jika mencoba mengingat tahun 1990an ato sebelumnya tepatnya sebelum Orde Baru jatuh...betapa jauhnya perbedaannya mengenai berita yang disiarkan ke masyarakat. Tidak ada tuh yg namanya konflik...jarang pula berita tentang demo yang berakhir anarkis...jangankan anarkis, lha wong demo saja belum tentu ada...
Berita-berita yang disiarkan adalah berita-berita mengenai keberhasilan pemerintah...tentang keberhasilan swasembada beras...panen raya yang menayangkan gambar presiden dengan senyuman khasnya memakai topi camping, memanen padi kemudian mengangkat tangan sambil mengenggam seikat padi yang menguning...
Atau kunjungan pejabat pemerintah ke daerah-daerah terpencil dan mengatakan keberhasilannya dalam membangun jalan dan jembatan...mereka disambut masyarakat dengan tarian-tarian daerah, jamuan serba mewah dan desa mereka mungkin sengaja dibuat rapi.




Tapi itu semua wajarlah...kenapa? Lha wong..pada saat itu stasiun televisinya cuman satu...dan sudah dibooking pemerintah kok...kalau sudah dibooking kan bisa diapain aja? termasuk sebagai corong pemerintah mungkin..jadi yang diberitakan ya keberhasilan pemerintah saja...

Yah itulah masa lalu...sekarang media kita cerdas...menyampaikan hal-hal tanpa intervensi pihak manapun. Tapi kalo beritanya tentang Century, Polri-KPK, ketidakadilan hukum, dll lama-lama yo bosen rek...

Bayangkan saja...pulang kerja. kan cuapek buanget tuh...abis mandi sambil tiduran liat televisi...
Duh...berita ini terus...kayak gak ada berita yang lain aja. Bahkan ada dua stasiun televisi yang khusus mendedikasikan dirinya hanya untuk berita, tapi berita yang disiarkan sepanjang hari melulu tentang itu..

Jadi tambah penasaran... Gimana ya siaran berita di negara-negara maju seperti Swiss misalnya. Kenapa Swiss? karena setahu penulis negara yang adem ayem yang muncul di otak penulis adalah Swiss. Apa yang diberitakan disana ya? Konflik tidak ada...masalah ekonomi cukup baik..hukum terjaga... Mungkin kalo wartawan Indonesia dipekerjakan disana akan sangat membosankan baginya...gak ada yg seru...banyak nganggurnya malah...
Misalnya lho ini..secara penulis kan belum pernah ke Swiss atau melihat siaran berita Swiss.



Jadi dapat disimpulkan bahwa kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan di negeri ini sangat menguntungkan bagi sebagian pihak..siapakah dia? ya tentunya Media... Semakin bayaknya kasus, bagi mereka adalah berkah...
Berkah karena mereka bisa berlomba-lomba mencari informasi dan menyuguhkan secara menarik...dan hasilnya tentu bisa diapresiasi...
Berkah juga membuka lapangan pekerjaan khususnya Wartawan...
Berkah juga bagi narasumber yang diundang Media...

Yup Berkah...meskipun ada sebagian pihak yang menjadi obyek menjadi pesakitan...
Hehehehehe...

4 comments:

  1. Walah durung tau t nang swiss...iku lak omahQ Bro...swiss-doarjo!
    Hahahahaha......

    ReplyDelete
  2. Healah...
    Panjenengan niku wonten2 aja..
    hehehehe

    ReplyDelete
  3. sedikit pengalaman menarik dari beberapa negara tetangga yang saya kunjungi,peran media sangat kecil,karena etika yg sangat2 profesional..

    keberadaan mereka bisa dibilang tersembunyi dan tidak terang2an..dan hampir tidak bermaksud untuk menjual tapi menmantu menyelesaikan,tidak membesar2kan tapi lebih ke qualitas..mereka berperang antar media dengan sangat elegan..( mungkin karena jumlah mereka lebih sedikit daripada negara kita...)

    ReplyDelete
  4. Media kita memang cerdas..mampu membuat opini publik yang membuat kita mendukung pihak2 yang tertindas...

    Tapi setidaknya sisakan ruang juga untuk program2 pemerintah, keberhasilan pemerintah..agar dilihat masyarakat internasional itu kita bukan negara yang bobrok.

    ReplyDelete